Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2017

Seharusnya Bukan Ini yang Saya Catat di Kelas Biologi

Alasan gue mau masuk IPA adalah karena gue penasaran dengan Biologi. Wah, alasan yang sungguh ilmiah . Padahal, nggak gitu-gitu amat, sih. Waktu kecil, teman-teman gue, selain manusia, adalah tumbuh-tumbuhan. Nggak cuma itu, gue juga suka main apa aja yang ada di luar rumah. Di mes, tempat tinggal gue dulu, kebetulan selalu ada orang bakar sampah setiap sore. Nah, di situ gue suka main. Memang, bukannya main layangan atau kelereng, gue malah sibuk ketemu asap. Sekarang jadi takut sama asap . Gue biasanya ngelelehin sedotan, main masak-masakan, dan nyirem-nyirem thinner ke api biar nyalanya besar. Nggak jelas banget permainan gue dulu. Yang paling gue inget pas main masak-masakan adalah masak pasir. Jadi, tutup kaleng bekas di atasnya ada pasir, dipanasin. Terus, setelah pasir cukup panas, wadah tadi gue jadikan alas di kurungan ayam-ayam kecil. Alhasil ayam-ayam itu lompat-lompat kepanasan sambil kaget, “ORANG! ORANG! ORANG!” (Perhatian: Kebanyakan nonton acara sulap The M...

Tidak Kenal Potensi Bukan Lagi Kutukan

Hingga saat ini, setelah lulus SMA, kepala gue masih dihujani pertanyaan: Mau lanjut ke mana setelah ini? Lulus SMA bukanlah suatu hal yang bisa membuat gue tenang begitu saja. Setiap bangun pagi gue harus mengakrabkan diri pada kejenuhan. Tidak ada lagi uang saku, tidak ada lagi main-main. Semakin sadar bahwa semua tindakan harus dipikirkan matang-matang. Salah satunya adalah perihal pilihan jurusan kuliah. Kata orang, salah jurusan berarti salah pilihan hidup. Hal itu menjadi salah satu alasan ketakutan bagi anak kelas 12. Bingung mau melangkah ke mana. Mau kerja, tapi nggak punya kemampuan khusus, terutama anak SMA yang memang belum punya keahlian seperti anak SMK. Menjadi anak kelas 12 berarti sering dihadapkan dengan ujian batin. Pikiran gue mentok saat itu. Dalam pikiran gue, dibumbui rasa frustrasi, hanya orang yang pintar Matematika saja yang bisa sukses. Gue melihat nilai rapor dari semester satu sampai lima, hati gue berbisik, “Astagfirullah...” Mata pelajaran yang p...

Insiden Laboratorium

Adanya asap membuat kita tahu akan kondisi di sebuah tempat. Asap yang membumbung tinggi di langit menandakan adanya kebakaran (atau orang bakar sampah?). Asap yang disertai kumpulan orang beramai-ramai juga salah satu tandanya. Lain halnya bila ada asap, orang ramai-ramai, ditambah ada aroma sedap... itu orang lagi nyate. Gue paling payah ketika ketemu asap. Di angkot, kalau ada orang yang ngerokok, gue menyelamatkan diri dengan cara nongolin kepala ke jendela. Sama halnya sewaktu dibonceng motor, pas di depan gue ada bus metromini atau kopaja. Gue bakal bengek-bengek. Ada kalanya gue ngerasain takut berlebih ketika berhadapan dengan asap. Apakah ada nama phobia terhadap asap? Sampai pada suatu hari, gue berhasil melawan ketakutan gue akan asap. Tidak bisa dimungkiri, nggak jarang anak jurusan IPA melakukan kegiatan di laboratorium. Gue, sebagai anak IPA yang nggak IPA-IPA banget, sebenarnya suka berada dalam ruangan ini. Berada di laboratorium membuat gue merasa keren. Cita-...