Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2017

Teman yang Jauh Jaraknya

Gue sebenarnya introvert. Eh, sebentar.... Apakah orang-orang introvert itu ngaku dirinya introvert? Kata orang, introvert itu malu buat nunjukin siapa dirinya. Apakah karakternya itu benar-benar layak disebut sebagai introvert? Halah, ini pembukaan malah bikin diri sendiri bingung. Lewatin aja, lewatin. Apa ya, cara nyebutnya? Mungkin gue lebih pantas disebut textrovert : orang-orang yang bawel di ketikan. Di antara sela-sela keyboard, banyak banget omongan yang mau gue sampaikan. Dari ketikan pula, gue sedikit-sedikit bisa menjadi orang yang keluar dari zona lama gue sebagai anak yang pendiam . Namun, beberapa kondisi membuat gue tetap menjadi seorang pendiam kembali. Misalnya, kalau lagi ziarah. YA MASA GUE HARUS ORASI! Dari ketikan, gue belajar gimana caranya kenalan. Sewaktu main Omegle, gue suka banget nyapa orang duluan. Begini: “Hi.” “Hi.” “Asl.” Iya, sih. Nggak bakal kepake juga di dunia nyata “asl” itu. Bukan di Omegle mungkin yang kultur kenalan pake “as...

Potret Kehidupan Pagi

Untuk masa-masa seperti sekarang, gairah dan semangat sedang tinggi-tingginya, momen yang gue suka adalah waktu antara Subuh hingga matahari mulai terbit. Dibanding sore yang menenangkan—tentunya diiringi lagu-lagu Payung Teduh, gue menyukai pagi karena memberikan rasa semangat. Mungkin nggak hanya gue yang menyukai pagi. Orang-orang yang bekerja pun suka. Meskipun dalam benaknya, entahlah, sedikit muncul pikiran, “Yah elah, udah pagi lagi. Waktu terasa pendek.” Sebagai orang yang sering memulai hari dari pagi-pagi gelap, gue bisa melihat manusia dan interaksinya lebih banyak dibanding orang-orang yang bangun siang. Pemandangan “lomba lari di jembatan penyeberang orang (JPO)” sudah biasa gue lihat, bahkan gue suka “nantang” diri sendiri buat ngebalap siapa aja yang ada di depan gue. Mirip kayak Viru Sahastrebuddhe, dosen killer  di film 3 Idiots yang nggak pernah mau ada yang ngedahuluin dia. Pokoknya harus selalu terdepan. Lalu di tangga JPO. Seringkali gue ngelihat dua ...

Namanya Juga Belajar

Halo, apa kabar? Gue kangen membuka postingan seperti itu. Hal yang sama sebelumnya dikatakan Yoga Akbar di grup WhatsApp WIRDY . Setelah gue sadari, apakah perubahan ini menuju ke arah bagus atau jelek? Nggak tau deh. Gue juga kangen membuka postingan dengan bilang, "aduh mau cerita banyak nih. Kalau kalian nggak mau baca lama-lama mending close tab aja". Makin ke sini gue nggak pernah bilang-bilang dulu kalau mau cerita panjang. Gue juga kangen, memulai cerita dengan paragraf yang gak penting dulu. Nah, sekarang gue mulai cerita. Tapi mulai dari mana? Oh iya, bagian "bingung mau mulai dari mana" termasuk hal yang gue kangenin. Begini... Gue nggak pernah ikut OSIS. Namun, gue pernah ikut LDKS--yang biasanya jadi syarat masuk OSIS. Kelanjutannya gimana? Ya, tentu gue nggak lolos seleksi OSIS setelah LDKS. Waktu itu, kelas 7, gue cuma nulis nama dan ekskul yang gue ikuti. Semua orang di kelas pun melakukan hal yang sama. Beberapa hari kemudian,...

Rencana Cadangan Kuliah

Kata orang-orang bijak, sebuah rencana harus punya rencana cadangan biar seandainya gagal masih punya harapan. Begitu juga dengan memilih jurusan kuliah, yang nggak ada habis-habisnya disampaikan guru BK di kelas, “Kamu boleh fokus dengan satu jurusan. Tapi, nggak kalah penting buat punya rencana cadangan.” Begitu kira-kira yang dibilang. Mengenai mencari rencana cadangan kuliah, gue masih bingung mau kuliah di jurusan apa selain Pendidikan Kimia. Jurusan itu masih jadi satu-satunya yang gue yakin bakal meraihnya. Tapi, kalau semuanya gagal, gue harus bagaimana? Setiap kali melihat grup-grup sharing tentang masuk kuliah, banyak banget orang yang cerita tentang kegagalannya berkali-kali buat masuk PTN. Rasa takut mulai menghantui gue. Apalagi setelah tau kalau gue nggak dapat jatah kuota jalur undangan . Disuruh SBMPTN.  Saya sudah mencoba SBMPTN (tes tulis) tahun kemarin. Hasilnya gagal. Saya pernah coba jalur undangan gagal juga. Ini tahun terakhir saya punya kesempatan...