Skip to main content

PKMF MIPA 1 2018 "Pendidikan Saat Ini"

Assalamu'alaikum.

Hidup mahasiswa!
Hidup rakyat Indonesia!
Hidup pendidikan Indonesia!

Alhamdulillah pada post kali ini saya akan membagikan sedikit gambaran mengenai acara PKMF MIPA 1 2018. Saya hanya dapat memberikan gambaran mengenai jalannya acara karena pada waktu yang bersamaan saya berhalangan hadir. Sebagai referensi dari tulisan ini, saya membaca tulisan milik teman-teman saya.

Acara dilaksanakan pada hari Rabu, 25 April 2018 bertempat di Gedung Dewi Sartika 10.16, Kampus A UNJ. Acara kembali dipandu oleh Kak Mahbub Al-Haqi (Kimia 2016).

Materi II pada hari ini bertemakan "Pendidikan Kontemporer" yang disampaikan oleh Kak Rakha Ramadhana (Kepala Departemen Kominfo BEM UNJ 2018).

Sistem pendidikan Indonesia diatur dalam UU Nomor 20 tahun 2003.  Urgensi dari pendidikan itu sendiri ada beberapa poin yang disampaikan oleh Kak Rakha:
1. Memberikan pengetahuan
Kita dapat mengambil suatu landasan hadits.
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Allah
2. Karier pekerjaan
Pendidikan yang tinggi memungkinkan seseorang untuk melakukan banyak hal. Tentu dalam hal ini memungkinkan pula untuk memperluas peluang mendapat pekerjaan.
3. Membangun karakter
Dalam proses pendidikan, terjadi interaksi antara siswa dengan pendidik. Di sanalah terbangun karakter-karakter yang diharapkan, baik dari pendidik maupun siswa.
4. Pencerah kehidupan
Pendidikan dipercaya menjadi solusi dalam meningkatkan derajat hidup. Melalui pendidikan, kehidupan seseorang seharusnya lebih bermakna dibanding orang-orang yang tidak tersentuh pendidikan. Karena dalam proses pendidikan banyak sekali pelajaran-pelajaran hidup yang dapat dipetik dan diaplikasikan.
5. Kemajuan bangsa
Setiap bangsa berkembang dan maju melalui pendidikannya. Akar semuanya dari sana; keberhasilan pendidikan. Maka dalam hal ini pendidikan dipercaya sebagai faktor kemajuan suatu bangsa.

Pendidikan di Indonesia saat ini belum bisa dikatakan baik-baik saja. Banyak sekali tantangan yang dihadapi, seperti wilayahnya yang sangat luas, sarana dan prasarana, pemahaman yang kurang, tidak meratanya pendidikan di Indonesia, serta rasa malas.

Pada masa kini, pendidikan sudah sangat beragam media penyampaiannya. Dahulu kita hanya tahu bila ingin belajar kita harus datang ke sekolah atau perpustakaan, kini dapat diakses di mana saja contohnya dengan e-book.

Demikian tulisan singkat saya mengenai PKM FMIPA 1 2018. Kekurangan informasi datangnya dari saya sendiri, mohon maaf bila ada ketidaksesuaian dengan fakta di lapangan.



#PKMFMIPA2018
#FMIPAKITA
#Kreatif_Inisiatif_Aktif

Comments

Popular posts from this blog

Kebiasaan Buruk Pengunjung Gramedia

Gue merasa ada perubahan dalam diri mengenai minat membaca buku. Walaupun gue cuma baca buku jenis tertentu (pastinya menghindari buku pelajaran), tapi setidaknya ada peningkatan dalam minat baca buku. Dulu, gue nggak tahan baca novel selama 20 menit. Sekarang, gue bisa 30 menit baca novel. 10 menit buat baca, sisanya gue ketiduran. Peningkatan itu ditandai dengan seringnya gue ke Gramedia. Setiap pulang les, tepatnya hari Minggu (saat kelas 10) atau Sabtu (saat kelas 11), gue sering ke Gramedia buat beli atau sekedar liat-liat buku baru. Baca juga: Ngomongin Buku: What I Talk About When I Talk About Running - Haruki Murakami Buku yang Menghangatkan Rumah   Pokoknya, Gramedia tempat ngabisin waktu paling seru~ (Gue nggak tau ini Gramed mana. Sumber: Google) Karena seringnya gue ke Gramedia, gue jadi tau kebiasaan pengunjung Gramedia. Mungkin nggak cuma di Gramedia, tapi di toko buku lainnya juga hampir mirip kebiasaannya. Berikut adalah kebiasaan buruk yang gue amati...

Kumpul-kumpul Lucu Bareng Blogger Jabodetabek

Pertemuan yang kuimpikan, kini jadi kenyataan. Kira-kira begitulah lirik lagu yang cocok dengan isi post ini. Ehm, tapi kok jadi dangdut begini? Tanggal 11 Desember 2016 gue ikut kopdar blogger kedua dalam hidup. Tempatnya di Taman Ismail Marzuki. Satu hal yang mengganggu pikiran gue adalah: di mana itu Taman Ismail Marzuki. yang bikin: instagram.com/tigabumi Tiga hari sebelum kopdar gue sempat nyari informasi rute ke Taman Ismail Marzuki. Karena gue pengguna Transjakarta sejati, dengan usaha keras gue cari di halaman pertama Google. Hingga akhirnya bertemu sebuah blog yang mencerahkan kegundahan. Di sana disebutkan bahwa dari halte Kalideres naik bus ke arah Harmoni. Lalu nyambung naik ke arah Blok M, turun di Bank Indonesia. Kemudian di Bank Indonesia ngasih lamaran kerja jalan sebentar sampai perempatan, naik kopaja 502. Yok, semoga ngangkat. Semoga penjelasan tadi bisa masuk page one. Muehehe. Kali aja ada yang nggak tahu jalan kayak gue. Udah gue jelasin, nih. Huh...

Katakan pada Dunia, Inilah Resolusi 2019-ku!

Seperti biasanya, setiap tahun baru di kepala saya banyak muncul keinginan yang ingin dicapai. Agak bingung juga kenapa harus sampai di momen pergantian tahun keinginan itu menggebu untuk tercapai. Mungkin lebih tepat dikatakan bila momen pergantian tahun sebagai momen untuk membuat daftar keinginan. Menata lagi mana yang penting untuk ditunaikan. Tidak masalah sepertinya. Lebih baik seperti ini ketimbang bingung harus apa. Setidaknya dengan adanya tujuan, arah gerak saya menjadi lebih teratur. Menjelang pergantian tahun saya sudah melihat beberapa teman membuat daftar harapannya. Ada yang benar-benar mempublikasikannya di media sosial. Keren. Semua orang bisa lihat itu. Dari situ, bisa jadi orang-orang yang melihat tulisannya ikut berperan untuk membantu orang itu mewujudkannya. Berbeda dengan saya. Kali ini, untuk daftar-daftar semacamnya biar menjadi rahasia saya (sebenarnya belum dibuat versi rapi dan tersusunnya juga, sih). Namun, bukan berarti keinginan itu menjadi satu hal ya...