Skip to main content

Langkah Kecil untuk Senyum Mereka

Satu dari sekian banyak keuntungan yang saya rasakan saat menjadi mahasiswa adalah banyaknya kesempatan untuk berbuat kebaikan. Bukan berarti selama menjadi siswa saya tidak pernah melakukan hal baik, tetapi yang dilakukan di kampus skalanya lebih besar. Itu mungkin yang saya rasakan.

Contoh kecilnya adalah setiap kali ada bencana alam, pihak sekolah akan menggalang dana ke setiap siswa di kelas-kelas melalui ketua kelas. Siswa digerakkan oleh guru-guru untuk mengumpulkan uang atau bahan makanan. Beda ketika setelah saya menjadi mahasiswa. Saya benar-benar merasakan kesempatan untuk menjadi penggerak. Skala terkecil, saya mengajak beberapa teman-teman saya di kelas untuk ikut menggalang dana.

Bila saya tidak menjadi penggerak pun kesempatan dalam membantu sangat terbuka. Penyalur bantuan sudah banyak dan menjamur. Andaikata saya cuma berniat untuk berdonasi, penyalur bantuan akan terus hadir.

Mungkin ini hanya langkah kecil. Raga kami tidak ada untuk mereka. Setiap orang bisa melakukannya. Namun, bila setiap langkah ini ditempuh oleh tiap-tiap orang, bisa dibayangkan seberapa besar bantuan yang terhimpun? Kecil, kecil, kecil, lalu membesar menjadi besar layaknya bola salju yang terus bergulir.

Saya percaya hal itu. Langkah kecil adalah awal dari langkah-langkah besar. 

Comments

  1. Luar biasa semangatnya. Lanjutkan mas

    ReplyDelete
  2. gitu dong.. selalu seneng kalo melihat mahasiswa yg aktif dlm kegiatan kemanusiaan gini mas :). drpd dtg ke kampus cm utk setor absen doang, trus kerjaan balapan, duuh lgs ga respect ama mahasisw gitu.

    aku ttp slalu menganggab, mahasiswa yg sedari kuliah udh atif dlm banyak kegiatan positiv, setelah lulus mereka ini yg pastinya lbh cepet beradaptasi dan sukses dlm pekerjaan :).

    kalo sdg interview anak2 fresh graduate, aku slalu tanya, pas kuliah aktif dlm hal apa aja :). menentukan banget utk aku bisa trima di kantorku soalny

    ReplyDelete
  3. Wah, mantap betul~ Saya kalau menengok ke belakang sewaktu jadi mahasiswa boro-boro ikut kegiatan sosial. Bisa membagi waktu antara kerjaan dan tugas kuliah aja waktu itu udah syukur. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gapapa bang Yogs, itu juga keren. Kerja juga menghasilkan sesuatu~

      Delete
  4. Keren mas. Menjalankan peluang baik di kesempatan yang ada. Memang untuk mahasiswa masih punya banyak waktu untuk melakukan kegiatan positive seperti meyalurkan bantuan atau menjadi penggerak, beda hal nya setelah bukan lagi mahasiswa dan masuk ke dunia kerja. Boro boro mau menjadi penggerak, untuk waktu tidur/beristirahat aja kadang juga susah :(

    Semangat as always mas robby!!!

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca. Mari berbagi bersama di kolom komentar.

Popular posts from this blog

Kumpul-kumpul Lucu Bareng Blogger Jabodetabek

Pertemuan yang kuimpikan, kini jadi kenyataan. Kira-kira begitulah lirik lagu yang cocok dengan isi post ini. Ehm, tapi kok jadi dangdut begini? Tanggal 11 Desember 2016 gue ikut kopdar blogger kedua dalam hidup. Tempatnya di Taman Ismail Marzuki. Satu hal yang mengganggu pikiran gue adalah: di mana itu Taman Ismail Marzuki. yang bikin: instagram.com/tigabumi Tiga hari sebelum kopdar gue sempat nyari informasi rute ke Taman Ismail Marzuki. Karena gue pengguna Transjakarta sejati, dengan usaha keras gue cari di halaman pertama Google. Hingga akhirnya bertemu sebuah blog yang mencerahkan kegundahan. Di sana disebutkan bahwa dari halte Kalideres naik bus ke arah Harmoni. Lalu nyambung naik ke arah Blok M, turun di Bank Indonesia. Kemudian di Bank Indonesia ngasih lamaran kerja jalan sebentar sampai perempatan, naik kopaja 502. Yok, semoga ngangkat. Semoga penjelasan tadi bisa masuk page one. Muehehe. Kali aja ada yang nggak tahu jalan kayak gue. Udah gue jelasin, nih. Huh...

Katakan pada Dunia, Inilah Resolusi 2019-ku!

Seperti biasanya, setiap tahun baru di kepala saya banyak muncul keinginan yang ingin dicapai. Agak bingung juga kenapa harus sampai di momen pergantian tahun keinginan itu menggebu untuk tercapai. Mungkin lebih tepat dikatakan bila momen pergantian tahun sebagai momen untuk membuat daftar keinginan. Menata lagi mana yang penting untuk ditunaikan. Tidak masalah sepertinya. Lebih baik seperti ini ketimbang bingung harus apa. Setidaknya dengan adanya tujuan, arah gerak saya menjadi lebih teratur. Menjelang pergantian tahun saya sudah melihat beberapa teman membuat daftar harapannya. Ada yang benar-benar mempublikasikannya di media sosial. Keren. Semua orang bisa lihat itu. Dari situ, bisa jadi orang-orang yang melihat tulisannya ikut berperan untuk membantu orang itu mewujudkannya. Berbeda dengan saya. Kali ini, untuk daftar-daftar semacamnya biar menjadi rahasia saya (sebenarnya belum dibuat versi rapi dan tersusunnya juga, sih). Namun, bukan berarti keinginan itu menjadi satu hal ya...

Kebiasaan Buruk Pengunjung Gramedia

Gue merasa ada perubahan dalam diri mengenai minat membaca buku. Walaupun gue cuma baca buku jenis tertentu (pastinya menghindari buku pelajaran), tapi setidaknya ada peningkatan dalam minat baca buku. Dulu, gue nggak tahan baca novel selama 20 menit. Sekarang, gue bisa 30 menit baca novel. 10 menit buat baca, sisanya gue ketiduran. Peningkatan itu ditandai dengan seringnya gue ke Gramedia. Setiap pulang les, tepatnya hari Minggu (saat kelas 10) atau Sabtu (saat kelas 11), gue sering ke Gramedia buat beli atau sekedar liat-liat buku baru. Baca juga: Ngomongin Buku: What I Talk About When I Talk About Running - Haruki Murakami Buku yang Menghangatkan Rumah   Pokoknya, Gramedia tempat ngabisin waktu paling seru~ (Gue nggak tau ini Gramed mana. Sumber: Google) Karena seringnya gue ke Gramedia, gue jadi tau kebiasaan pengunjung Gramedia. Mungkin nggak cuma di Gramedia, tapi di toko buku lainnya juga hampir mirip kebiasaannya. Berikut adalah kebiasaan buruk yang gue amati...