Skip to main content

Tahun Ketujuh

 Dari judul tulisan ini mungkin kamu bertanya-tanya, ada apa 7 tahun lalu?


Ya, tepat 7 tahun lalu, saya mulai membuat blog. Di ulang tahun blog saya yang ketujuh ini saya ingin rayakan dengan sederhana. Bersyukur atas tiap tahun pertumbuhannya. 


Saya bersyukur karena punya tempat untuk melatih kemampuan menulis. Lebih-lebih lagi setelah saya pakai domain berbayar, tanggung jawab untuk mengisi blog jauh lebih besar. Kalau sebulan blog kosong pasti timbul penyesalan, meskipun sedikit.


Saya bersyukur karena dari apa yang saya goreskan di sini sedikit memberi inspirasi bagi pembacanya. Meskipun rasanya kata "inspirasi" jauh dari tepat bagi blog saya. Setidaknya ada beberapa orang yang meninggalkan kesan pada blog saya.


Saya bersyukur karena blog menampung lebih banyak kata dan curhatan saya. Hahahaha.


Saya bersyukur karena dari ngeblog saya bisa mengerti satu topik lalu lompat ke topik lain.


Saya bersyukur karena melalui blog saya punya alasan untuk ikut berperan dalam perjuangan menjadi batu bata yang mencerahkan peradaban. Semoga, semoga, dan semoga.


Saya bersyukur karena dari blog saya bisa melihat diri saya di masa lalu. Entah hari ini saya sedikit menyesali atau justru menertawai diri sendiri. Ada perasaan bahagia ketika membandingkan saya beberapa tahun lalu dengan hari ini.


Saya bersyukur, melalui blog saya dapat bercerita pada dunia tentang apa yang membuat saya takjub.


Semoga dengan mengawali ini semua dengan rasa syukur, kenikmatan ngeblog beberapa masa ke depan Allah tambah pada diri saya. 

Comments

  1. Selamat ulang tahun ketujuh buat blognya Rob..
    semoga tetap konsisten nulis. Karena memang nikmatnya ngeblog kadang kita bisa nostalgia dengan tulisan-tulisan kita di masa lalu.

    btw, entah kenapa saya ketawa sama tulisan ini

    Kalau sebulan blog kosong pasti timbul penyesalan, meskipun sedikit.

    Kenapa nyesel tapi nyeselnya cuma sedikit :-D

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca. Mari berbagi bersama di kolom komentar.

Popular posts from this blog

Kebiasaan Buruk Pengunjung Gramedia

Gue merasa ada perubahan dalam diri mengenai minat membaca buku. Walaupun gue cuma baca buku jenis tertentu (pastinya menghindari buku pelajaran), tapi setidaknya ada peningkatan dalam minat baca buku. Dulu, gue nggak tahan baca novel selama 20 menit. Sekarang, gue bisa 30 menit baca novel. 10 menit buat baca, sisanya gue ketiduran. Peningkatan itu ditandai dengan seringnya gue ke Gramedia. Setiap pulang les, tepatnya hari Minggu (saat kelas 10) atau Sabtu (saat kelas 11), gue sering ke Gramedia buat beli atau sekedar liat-liat buku baru. Baca juga: Ngomongin Buku: What I Talk About When I Talk About Running - Haruki Murakami Buku yang Menghangatkan Rumah   Pokoknya, Gramedia tempat ngabisin waktu paling seru~ (Gue nggak tau ini Gramed mana. Sumber: Google) Karena seringnya gue ke Gramedia, gue jadi tau kebiasaan pengunjung Gramedia. Mungkin nggak cuma di Gramedia, tapi di toko buku lainnya juga hampir mirip kebiasaannya. Berikut adalah kebiasaan buruk yang gue amati...

Kumpul-kumpul Lucu Bareng Blogger Jabodetabek

Pertemuan yang kuimpikan, kini jadi kenyataan. Kira-kira begitulah lirik lagu yang cocok dengan isi post ini. Ehm, tapi kok jadi dangdut begini? Tanggal 11 Desember 2016 gue ikut kopdar blogger kedua dalam hidup. Tempatnya di Taman Ismail Marzuki. Satu hal yang mengganggu pikiran gue adalah: di mana itu Taman Ismail Marzuki. yang bikin: instagram.com/tigabumi Tiga hari sebelum kopdar gue sempat nyari informasi rute ke Taman Ismail Marzuki. Karena gue pengguna Transjakarta sejati, dengan usaha keras gue cari di halaman pertama Google. Hingga akhirnya bertemu sebuah blog yang mencerahkan kegundahan. Di sana disebutkan bahwa dari halte Kalideres naik bus ke arah Harmoni. Lalu nyambung naik ke arah Blok M, turun di Bank Indonesia. Kemudian di Bank Indonesia ngasih lamaran kerja jalan sebentar sampai perempatan, naik kopaja 502. Yok, semoga ngangkat. Semoga penjelasan tadi bisa masuk page one. Muehehe. Kali aja ada yang nggak tahu jalan kayak gue. Udah gue jelasin, nih. Huh...

Katakan pada Dunia, Inilah Resolusi 2019-ku!

Seperti biasanya, setiap tahun baru di kepala saya banyak muncul keinginan yang ingin dicapai. Agak bingung juga kenapa harus sampai di momen pergantian tahun keinginan itu menggebu untuk tercapai. Mungkin lebih tepat dikatakan bila momen pergantian tahun sebagai momen untuk membuat daftar keinginan. Menata lagi mana yang penting untuk ditunaikan. Tidak masalah sepertinya. Lebih baik seperti ini ketimbang bingung harus apa. Setidaknya dengan adanya tujuan, arah gerak saya menjadi lebih teratur. Menjelang pergantian tahun saya sudah melihat beberapa teman membuat daftar harapannya. Ada yang benar-benar mempublikasikannya di media sosial. Keren. Semua orang bisa lihat itu. Dari situ, bisa jadi orang-orang yang melihat tulisannya ikut berperan untuk membantu orang itu mewujudkannya. Berbeda dengan saya. Kali ini, untuk daftar-daftar semacamnya biar menjadi rahasia saya (sebenarnya belum dibuat versi rapi dan tersusunnya juga, sih). Namun, bukan berarti keinginan itu menjadi satu hal ya...