Skip to main content

Menyapa Kembali

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Halo, guys!

Hm, canggung banget buat mulai nulis lagi di sini sebetulnya. Keinginan buat mulai nulis blog muncul setelah rentetan kejadian hari ini.

Pertama, rasanya sedih tapi kayak yaudah deh, setelah tau akun Twitter saya (@robby_haryanto) ngga bisa login. Bermula saat setelah ngajar, tiba-tiba banyak banget notif dari Twitter di email. Saya kira pesan lama yang baru muncul lagi notifikasinya. Ternyata ada upaya masuk, lalu akun emailnya sudah berubah. Tanya-tanya teman sebetulnya bisa dipulihkan. Cuma, kayak.. males banget deh. Mulai saat ini, akun @robby_haryanto sudah bukan saya yang pegang ya teman-teman.

Kedua, sekarang udah masuk tahun 2023. Wah, tahun depan mau 10 tahun dong saya ngeblog! Ada rasa bangga tapi ngga bangga-bangga banget. 10 tahun berjalan, paling 3 tahun pertama aktifnya. Semoga bisa seterusnya ngisi blog ini.

Pengennya, blog ini tetep berusaha ada dan terasa personal, sama kayak rasa yang dibawa saat blog ini hadir pertama kali. Barangkali juga, perubahan diri dan karakter saya yang ada sekarang bisa membawa nilai manfaat. Emang kayaknya ngga akan selalu lucu (bahkan akan sering garingnya).

Terus, pengen tahu banget, kalau kalian masih suka mantengin atau kebetulan baru mampir, coba say hi di kolom komentar dong! Kayaknya sih udah ngga jaman ya bacain blog. 

Praktis, setelah Twitter saya raib, saya ngga banyak promosi link. Kalau teman-teman berkenan, bisa klik follow di bagian bawah blog ini. 

Comments

  1. Maasyaa Allah, welcome back Kak Robby. Semoga tetap rajin menulis di sini (tentunya harapan yang sama juga untuk diri sendiri).

    Barakallahu fiik

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca. Mari berbagi bersama di kolom komentar.

Popular posts from this blog

Kumpul-kumpul Lucu Bareng Blogger Jabodetabek

Pertemuan yang kuimpikan, kini jadi kenyataan. Kira-kira begitulah lirik lagu yang cocok dengan isi post ini. Ehm, tapi kok jadi dangdut begini? Tanggal 11 Desember 2016 gue ikut kopdar blogger kedua dalam hidup. Tempatnya di Taman Ismail Marzuki. Satu hal yang mengganggu pikiran gue adalah: di mana itu Taman Ismail Marzuki. yang bikin: instagram.com/tigabumi Tiga hari sebelum kopdar gue sempat nyari informasi rute ke Taman Ismail Marzuki. Karena gue pengguna Transjakarta sejati, dengan usaha keras gue cari di halaman pertama Google. Hingga akhirnya bertemu sebuah blog yang mencerahkan kegundahan. Di sana disebutkan bahwa dari halte Kalideres naik bus ke arah Harmoni. Lalu nyambung naik ke arah Blok M, turun di Bank Indonesia. Kemudian di Bank Indonesia ngasih lamaran kerja jalan sebentar sampai perempatan, naik kopaja 502. Yok, semoga ngangkat. Semoga penjelasan tadi bisa masuk page one. Muehehe. Kali aja ada yang nggak tahu jalan kayak gue. Udah gue jelasin, nih. Huh...

Kebiasaan Buruk Pengunjung Gramedia

Gue merasa ada perubahan dalam diri mengenai minat membaca buku. Walaupun gue cuma baca buku jenis tertentu (pastinya menghindari buku pelajaran), tapi setidaknya ada peningkatan dalam minat baca buku. Dulu, gue nggak tahan baca novel selama 20 menit. Sekarang, gue bisa 30 menit baca novel. 10 menit buat baca, sisanya gue ketiduran. Peningkatan itu ditandai dengan seringnya gue ke Gramedia. Setiap pulang les, tepatnya hari Minggu (saat kelas 10) atau Sabtu (saat kelas 11), gue sering ke Gramedia buat beli atau sekedar liat-liat buku baru. Baca juga: Ngomongin Buku: What I Talk About When I Talk About Running - Haruki Murakami Buku yang Menghangatkan Rumah   Pokoknya, Gramedia tempat ngabisin waktu paling seru~ (Gue nggak tau ini Gramed mana. Sumber: Google) Karena seringnya gue ke Gramedia, gue jadi tau kebiasaan pengunjung Gramedia. Mungkin nggak cuma di Gramedia, tapi di toko buku lainnya juga hampir mirip kebiasaannya. Berikut adalah kebiasaan buruk yang gue amati...

Katakan pada Dunia, Inilah Resolusi 2019-ku!

Seperti biasanya, setiap tahun baru di kepala saya banyak muncul keinginan yang ingin dicapai. Agak bingung juga kenapa harus sampai di momen pergantian tahun keinginan itu menggebu untuk tercapai. Mungkin lebih tepat dikatakan bila momen pergantian tahun sebagai momen untuk membuat daftar keinginan. Menata lagi mana yang penting untuk ditunaikan. Tidak masalah sepertinya. Lebih baik seperti ini ketimbang bingung harus apa. Setidaknya dengan adanya tujuan, arah gerak saya menjadi lebih teratur. Menjelang pergantian tahun saya sudah melihat beberapa teman membuat daftar harapannya. Ada yang benar-benar mempublikasikannya di media sosial. Keren. Semua orang bisa lihat itu. Dari situ, bisa jadi orang-orang yang melihat tulisannya ikut berperan untuk membantu orang itu mewujudkannya. Berbeda dengan saya. Kali ini, untuk daftar-daftar semacamnya biar menjadi rahasia saya (sebenarnya belum dibuat versi rapi dan tersusunnya juga, sih). Namun, bukan berarti keinginan itu menjadi satu hal ya...