Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2017

Maaf untuk Keputusan Ini

Maaf, motonya pake flash kamera belakang. Andai saja ada kata yang benar-benar bisa menggantikan judul postingan ini, mungkin gue nggak akan menulis ratusan atau ribuan kata ke depan nanti. Ini seperti ingin mengatakan "Bu, ulangannya ditunda dulu dong, please" kepada guru Fisika dulu. Butuh hening yang lama. Butuh kertas buram untuk menulis salinan rumus. Butuh waktu untuk berpikir sedemikian rupa, sampai akhirnya gue benar-benar bisa mulai untuk menuliskan ini. Andai saja postingan ini dites menggunakan Turnitin , percayalah, tulisan ini akan dicap plagiat. Dari judul dan tiga paragraf sudah menunjukkan penjiplakan. Maaf untuk keputusan ini. ^^^ Entahlah, gue masih belum habis pikir harus memulai pembicaraan ini dari mana. Padahal guru mengaji selalu berpesan untuk memulai pengajian diawali taawuz dan basmalah. Gue masih sulit untuk mengeluarkan unek-unek pada tulisan ini. Apa yang membuat gue begitu sulit untuk bicara? Gue sadar beberapa hari ini. Mun...

Destinasi Wisata Menarik di Magelang, Sangat Cantik dan Menarik!

sumber:instagram.com/ilookisee - Sunrise di Punthuk Setumbu  Setiap pulang ke kampung halaman Bapak, gue selalu bertanya-tanya kota-kota apa saja yang akan dilewati. Hal itu sudah gue lakukan sejak kecil. Itu semua dipengaruhi oleh kesukaan gue melihat jalan dari balik jendela, lalu melihat spanduk yang biasanya dipasang di depan warung. “Abis Semarang, nanti ke mana, Pak?” Bapak gue mengingat-ingat. “Batang." Batang yang beliau maksud adalah kota di Jawa Tengah. Bukan salah satu bagian tumbuhan. Berbeda dengan bapak gue, mama gue adalah orang yang nggak terlalu suka menjawab pertanyaan, apalagi yang datangnya berentetan. “Ma, katanya dulu di sini (Alas Roban—daerah perhutanan di Jawa Tengah) sepi, nyeremin, ya?” “Iya.” “Lah, kok sekarang banyak lampu? Dulu perasaan gelap. Kenapa sekarang jadi rame?” tanya gue penuh rasa penasaran. Mama gue menjawab, “Nggak tau. Tanya aja orang sini!” Gue merengut dan bungkam. Gue kembali ngelihatin jalan dengan menyisakan p...

Perkuliahan

Hampir tiga minggu gue mulai aktif kuliah. Rasanya masih ringan-ringan aja (atau gue yang ngeringanin?). Maklum gue bilang begitu karena gue belum ketemu yang namanya praktikum. Praktikum, khususnya bagi anak kimia, adalah sebuah santapan istimewa. Bukan berlebihan, memang praktikum buat anak kimia adalah hal yang rasanya campur aduk antara menyenangkan, menakutkan, membosankan dan misterius. Kami bakal ketemu zat-zat yang jenisnya banyak. Salah penggunaan bisa bikin kulit melepuh. Salah hirup bisa bikin mabuk. Salah tiga nilai tujuh puluh. Sebelum praktikum, para praktikan—orang yang mengikuti praktikum—disuruh membuat laporan awal. Isinya dari latar belakang sampai ke tabel kosong untuk mencatat data yang diperoleh dari percobaan. Kemudian dilanjutkan praktikum. Praktikum sendiri durasinya berbeda-beda. Praktikum mata kuliah Fisika Dasar misalnya, butuh waktu 2 jam untuk praktikum saja. Untuk praktikum biologi gue belum tahu. Dan yang paling istimewa adalah praktikum bidang...

Bukan Mahasiswa Semester Lima

Setelah Ujian Nasional, gue menjadi try out maniac . Mengetahui ada informasi try out SBMPTN di mana saja, selama ada di Jakarta, gue ikutin. Gue percaya, selama ada di Jakarta masih banyak akses untuk menuju ke lokasi tertentu. Akan beda cerita bila gue sotoy, lalu kena batunya hingga menemukan tugu bertuliskan "SELAMAT DATANG DI KOTA CIREBON". Jauh sebelumnya gue sudah dua kali mengikuti try out online yang diadakan akun-akun di LINE. Dilihat dari hasil-hasilnya yang nggak pernah mencapai target, gue sedikit ragu sama diri gue sendiri. Masalahnya, hampir semua try out yang gue ikuti berbayar. Sudah sering ikut try out, tapi nilainya nggak pernah mencapai target program studi incaran . Lama-lama bikin kesal, uang habis tanpa menghasilkan progres. Nilai try out gue konsisten. Konsisten nggak mencapai target. Nilai try out nggak pernah memuaskan, sedangkan SBMPTN tinggal menghitung hari. Gue, yang pengin banget masuk PTN, apa kabar? ^^^ Sudah dua minggu terakhir gue...

Pelatihan Menjadi Anak Indekos

Anak kos itu keren. Memang keren setelah dengar beberapa cerita perjuangan mereka. Bagaimana caranya ngatur uang sampai ngatur waktu, anak kos biasanya punya triknya masing-masing. Beda kamar, beda strategi. Anak kos lebih akrab dengan mahasiswa. Setelah menjadi mahasiswa, gue pengin merasakan jadi anak kos. Walaupun agak aneh rasanya (tapi tidak menutup kemungkinan) kuliah di kota sendiri harus ngekos. Sebenarnya masuk akal kalau gue ngekos. Rumah di Jakarta Barat sedangkan kampus di Jakarta Timur. Jaraknya lumayan jauh, apalagi letak kami sama-sama di ujung. Barat ke timur. Kalau berangkat kuliah diartikan sama dengan terbitnya matahari dan pulang diartikan terbenam, artinya selama perjalanan gue kuliah artinya MENUJU KIAMAT! Jangan deh, jangan. Jangan sampai. Kuliah harus terus menyenangkan. Apalagi setelah gue hitung jumlah waktu perjalanan dari kampus ke rumah menghabiskan paling cepat tiga jam untuk berangkat dan pulang. Itu paling cepat. Mungkin, waktu paling lama bisa-...