Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2019

Enggan Kembali Pada Masa Lalu

Akhir-akhir ini ada sebuah semangat baru dalam diri saya. Nggak terlalu baru mungkin, tetapi lebih mengingatkan kembali pada semangat tersebut. Setelah memperpanjang domain blog, saya melihat lagi tulisan-tulisan saya periode 2014-2017. Masa-masa itu adalah waktu saya paling produktif ngeblog. Membandingkannya dengan sekarang, sangat jauh berbeda produktivitasnya. Namun, setelah saya baca lagi tulisan-tulisan itu, saya nggak terlalu suka. Lagi-lagi, saya membandingkan dengan apa yang terjadi pada saya. Saya pada masa itu, kayaknya... beda dengan saya hari ini. Baca juga:  Nggak Berhenti Nulis Saya pernah iseng minta seorang teman untuk baca tulisan lama blog saya. Dalam hati, saya mau tahu penilaian dari orang ini. Beberapa tulisan membuatnya tertawa. Akhirnya, di depan saya, dia bilang, “Kasar banget sih lu, Rob.” Mendengar responsnya, giliran saya yang tertawa. Ya, pada masa itu saya memang begitu adanya. Memang, saya banyak merasakan perubahan. Sekaran...

Menjadi Pribadi Hebat

Kepada pemuda, “Bebanmu akan berat, jiwamu harus kuat. Akan tetapi, aku percaya langkahmu akan jaya. Kuatkan pribadimu.” Begitulah kutipan awal di kover buku Pribadi Hebat . Buku yang beberapa kali mampir di layar hape, lalu berujung pada keinginan untuk meminangnya ke lemari. Keinginan itu terwujud walaupun yang saya punya kovernya berubah. Asik~ Menarik setiap kali saya membaca buku Buya Hamka. Ada kesan mendalam, terutama nilai-nilai adat dimasukkan dalam setiap buku-bukunya. Buku Pribadi Hebat adalah buku ketiganya yang saya punya, setelah dua buku sebelumnya berjudul Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam dan Ghirah lebih dulu masuk lemari. Rasa antusias saya nggak cukup setelah baca kovernya. Bahkan sampai baca pengantar penerbitnya pun saya tergugah. Dalam bagian ini, saya tersentak membaca kalimat, “Setiap manusia sudah mempunyai potensi dalam dirinya untuk menjadi pribadi yang hebat dan luar biasa. Potensi-potensi kebaikan tersebut haruslah dibina dan dit...

Aku Melihat Negeri

Ku dengar di tengah malam Musik berdegup kencang terdengar Sedang di tempat kejauhan Hatiku teriris mendengar perempuan ternodai Esoknya, ku tengok lagi sore hari Kudapati dua kawula muda bermesraan Sedang berita hari ini menyampaikan Angka hamil di luar nikah meninggi Betapa hati tak sedih Mereka adalah rekanku kelak Entah sepuluh atau dua puluh tahun Dirusak di usia emasnya Namun, jiwaku kembali optimis Pemuda mulai membuka lembaran sejarah Membaca Alquran adalah gaya hidupnya Saling menasihati jadi hobinya Selamatkanlah negeri ini, Ya Rabb.

Mereka yang Ringan Langkahnya

Pernah dengar cerita Sya'ban? Pertama kali saya mendengar ceritanya; begitu mengagumkan, begitu membikin iri. Sebab kehadirannya pada shalat Subuh kala itu sangat dinanti-nanti jamaah, juga oleh Rasulullah. Dia selalu hadir sebelum waktu shalat berjamaah. Kala itu Rasululllah heran, saat itu nggak ada Sya’ban di posisi biasanya. Rasulullah menunda sejenak shalat berjamaah untuk menunggu kehadirannya. Rasulullah mencari kabarnya, tetapi tidak ada yang mengetahui. Rasulullah bertanya, “Apa ada yang mengetahui di mana rumah Sya’ban?” Di antara sahabat ada yang mengetahui rumah Sya’ban dan Rasulullah meminta sahabat tersebut untuk diantarkannya ke rumah Sya’ban. Singkatnya, ketika sampai di rumah Sya’ban, Rasulullah mengucapkan salam dan keluarlah wanita sambil membalas salam. “Bolehkah kami menemui Sya’ban yang tidak hadir shalat subuh di masjid pagi ini?” tanya Rasulullah. Wanita itu adalah istri Sya’ban. Dia berkata sambil berlinang air matanya, “Beliau tel...