Skip to main content

Februari 2025 : Datang dari Pondok Cabe, Mengunjungi Bandung, Kelaparan di Salemba

Bulan Februari terasa lama sekali buat saya. Setiap hari bolak-balik buka web jurnal dan email, menanti kapan artikel saya di-submit. Saking nggak sabarnya punya artikel ilmiah perdana.

Langsung saja, beberapa potongan tulisan saya di bulan Februari yang tercatat.


Kedatangan Banyak Buku

Awal bulan Februari saya selesai registrasi mata kuliah, yang mana berbarengan dengan pemesanan buku mata kuliah. Untuk yang belum tahu, saat ini saya sedang berkuliah S1 (lagi) di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka. Total di semester ini saya ambil 6 mata kuliah dengan total 18 sks. 

Ketika paket datang, saya antusias luar biasa. Sayangnya saya lupa memfoto sebelum unboxing. Bagaimana perasaannya setelah membuka paket tersebut? Tentu bahagia! 

Sekaligus... serius ini tebel-tebel banget, ya Allah. Kalau semua buku ditumpuk, tingginya setara dua bantal di rumah.

Sebetulnya banyak pengalaman baru dan menarik buat saya pribadi selama persiapan menjadi mahasiswa UT. Kalau ada waktu dan kesempatan, saya mau coba buat dalam satu tulisan tersendiri.


Study Tour ke Bandung

Ini adalah pengalaman kali kedua saya ikut study tour siswa ke Bandung. Setelah tahun lalu ke Museum Konferensi Asia-Afrika, tahun ini berganti ke Museum Geologi. Pengalaman pertama buat saya ke tempat tersebut. 

Kesan pertama saya ke Museum Geologi adalah.. ini tempat yang keren!

Seumur hidup, hanya ada satu tempat bersejarah yang membuat saya terkagum sama seperti saat ini, yaitu ketika kelas 3 SD pergi ke Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Museum Geologi mungkin bagi orang-orang biasa hanya sekumpulan benda-benda kuno yang dipajang. Atau batuan-batuan yang namanya sulit disebut. Namun, bagi saya, nama-nama dan kandungan yang dijelaskan dalam koleksi batu tersebut adalah inspirasi saya... untuk membuat soal. Sudah terbayang dalam benak saya soal seperti ini:

"Terdapat sampel dolomit sekian gram dengan rumus CaMg(CO3)2. Tentukan kadar unsur Ca dalam sampel tersebut."

Kata murid saya, saya suka iseng kalau buat soal.

Yah, namanya jalan-jalan. Pasti akan menghasilkan inspirasi baru.


Pencapaian Keuangan

Satu kebiasaaan lama yang sempat terputus, lalu kembali saya mulai lagi adalah mencatat pengeluaran. Dengan kebiasaan ini selama sebulan saya bisa tracking ke mana uang saya pergi. Sejauh ini cukup puas, tapi ada evaluasi yang perlu saya pertimbangkan. Uang untuk beli kopi terlalu banyak buat saya dalam sebulan, hoho.

Padahal kalau dipikir-pikir, setelah saya minum kopi efeknya nggak terlalu berdampak untuk menahan ngantuk. Seringnya justru sampai malam nggak bisa tidur (contohnya malam ini, ketika menulis tulisan ini). Kalau di motor, dalam perjalanan jauh, lebih baik melipir atau ke SPBU terdekat untuk cuci muka. Bisa juga dengan main handphone, membalas WhatsApp atau sekadar menulis ide yang melintas di catatan. Contohnya ada di sub tulisan di bawah:


Cerpen yang Ditulis saat Melipir

Macet di Senen-Salemba siang ini bikin laper. Mendekati Matraman, melipir sebentar buat beli ayam geprek andalan. Lokasi di sebelah Burger King Salemba.

Belum turun dari motor, mata kita saling bertatapan. Saya mematikan motor, abangnya langsung beranjak dari tempat duduk.

"Ayam geprek ya bang?"

"Ini nih mental pemenang," ujarku dalam hati. Padahal sebelahnya ada tukang kopi sejuta jiwa, tapi dia yakin dagangannya-lah yang jadi tujuan.

Bisa nih sekalian, mana ngantuk kan.

"Satu bang."
"Alhamdulillah!" ujarnya bahagia. Jarang-jarang ketemu penjual se-selebrasi ini. 

"Bang, tau nggak?" tanya abangnya. "Abang pembeli pertama dagangan saya sore ini."
"Wah, mantap bang." Semoga bertambah lagi pembelinya setelah ini. 

"Bang, saya mau minta sesuatu," kata abangnya sambil memberi kembalian. Dalam hati, "apakah abangnya minta review Google?" Soalnya pas banget lagi megang handphone.
"Apa tuh bang?"
"Minta tolong, dihitung lagi kembaliannya. Saya mau jadi orang yang jujur." 

Sebenarnya aktivitas biasa, tapi karena saya mudah tersentuh kata-kata, momen tadi jadi punya makna tersendiri sore itu.

--

Anyway, sudah masuk bulan Ramadhan. Semoga kita bisa fokus membenahi diri dengan segala bentuk pendidikan yang Allah berikan di bulan ini, sehingga setelah Ramadhan kita pernah merasakan "versi terbaik diri kita menurut Allah", lalu ingin mengulangnya manakala dalam keadaan jauh dari Allah.

Comments

Popular posts from this blog

Katakan pada Dunia, Inilah Resolusi 2019-ku!

Seperti biasanya, setiap tahun baru di kepala saya banyak muncul keinginan yang ingin dicapai. Agak bingung juga kenapa harus sampai di momen pergantian tahun keinginan itu menggebu untuk tercapai. Mungkin lebih tepat dikatakan bila momen pergantian tahun sebagai momen untuk membuat daftar keinginan. Menata lagi mana yang penting untuk ditunaikan. Tidak masalah sepertinya. Lebih baik seperti ini ketimbang bingung harus apa. Setidaknya dengan adanya tujuan, arah gerak saya menjadi lebih teratur. Menjelang pergantian tahun saya sudah melihat beberapa teman membuat daftar harapannya. Ada yang benar-benar mempublikasikannya di media sosial. Keren. Semua orang bisa lihat itu. Dari situ, bisa jadi orang-orang yang melihat tulisannya ikut berperan untuk membantu orang itu mewujudkannya. Berbeda dengan saya. Kali ini, untuk daftar-daftar semacamnya biar menjadi rahasia saya (sebenarnya belum dibuat versi rapi dan tersusunnya juga, sih). Namun, bukan berarti keinginan itu menjadi satu hal ya...

Kumpul-kumpul Lucu Bareng Blogger Jabodetabek

Pertemuan yang kuimpikan, kini jadi kenyataan. Kira-kira begitulah lirik lagu yang cocok dengan isi post ini. Ehm, tapi kok jadi dangdut begini? Tanggal 11 Desember 2016 gue ikut kopdar blogger kedua dalam hidup. Tempatnya di Taman Ismail Marzuki. Satu hal yang mengganggu pikiran gue adalah: di mana itu Taman Ismail Marzuki. yang bikin: instagram.com/tigabumi Tiga hari sebelum kopdar gue sempat nyari informasi rute ke Taman Ismail Marzuki. Karena gue pengguna Transjakarta sejati, dengan usaha keras gue cari di halaman pertama Google. Hingga akhirnya bertemu sebuah blog yang mencerahkan kegundahan. Di sana disebutkan bahwa dari halte Kalideres naik bus ke arah Harmoni. Lalu nyambung naik ke arah Blok M, turun di Bank Indonesia. Kemudian di Bank Indonesia ngasih lamaran kerja jalan sebentar sampai perempatan, naik kopaja 502. Yok, semoga ngangkat. Semoga penjelasan tadi bisa masuk page one. Muehehe. Kali aja ada yang nggak tahu jalan kayak gue. Udah gue jelasin, nih. Huh...

Ngeblog Dapat Buku? Kuy!

Gue mulai rajin beli buku sejak kelas 9 SMP. Dengan kondisi keuangan yang cukup saat itu, gue mulai beli novel. Sampai sekarang, novel yang gue punya di lemari jumlahnya sekitar dua puluhan. Masih sedikit, sih. Tapi gue merasa udah banyak banget untuk kapasitas lemari yang nggak terlalu besar di rumah. Daripada terlalu lama bertahan di lemari gue, alangkah baiknya buku-buku itu gue berikan ke orang lain yang ingin membacanya, yang dekat hubungannya dengan blog ini, yaitu pembaca blog robbyharyanto.com . (Basa-basinya gini doang, kok. Maklum, gue amatir dalam membuat giveaway. Baru pertama kali.) Jadi, gue mengajak kamu yang baca postingan ini, terutama yang sering mampir ke blog robbyharyanto.com, buat ikutan giveaway yang sedang gue adakan. Hadiahnya adalah buku koleksi gue. Jangan salah, walaupun bukunya bekas, gue punya kebiasaan baik merawat buku, kok. Buku gue kebanyakan disampul. Jadi, nggak terlalu jelek-jelek amatlah. Paling warna kertasnya aja yang sedikit menguning, ka...