Skip to main content

The Story of Carry

Yuhuuuu, hari ini sekolah ga ada guru sama sekali masuk ke kelas. Coba tiap hari begini, rusak generasi bangsa -_- 

Carry, ngomong apasih nih orang?. Mungkin kalian bertanya2 tentang carry. Carry [baca: keri] itu mobil angkot yg [lumayan] populer di daerah Cengkareng-Kamal-Tegal Alur dan sekitarnya. Biasa juga disebutnya "Cengkareng-Kamal" karena emang itu rutenya. Tapi, angkot ini termasuk ilegal. Kenapa ilegal? karena angkot ini gak kaya angkot biasanya yg plat polisinya warna kuning, sedangkan ini angkot warna platnya hitam (pribadi)

Segitu aja pengenalan tentang angkot yg satu ini. Mau tau lebih lanjut, silahkan bertemu ke pihak mertua *bodoamat*
Langsung ke topik. Gw selama SMA ini harus bangun pagi (yaiyalah), berangkat juga harus pagi buta. Karena gw ga ada kendaraan, (padahal ada sepeda) otomatis gw harus ngangkot dan perjalanan gw buat ke sekolah itu berjarak kurang lebih 7 km (ini sih cuma buat trik doang, biar terlihat memprihatinkan)
Banyak cerita menarik selama gw naek angkot ini. Mulai dari sopirnya yg curhat ke gw, ibu2 netein anaknya di dalem mobil (ini serius), dan alhamdulillah gw ga minta hehehehe (ini baru becanda), sampe gw duduk diapit sama cewek2 SMP. Parah abis. Mending kalo 1-2 orang, ini sampe 5 orang. Mana pada teriak2 gak jelas gitu. Banyak lagi dah ceritanya
Ceritanya gak cuma saat gw jadi penumpang, tapi ketika gw bersepeda (aseekkkk), ini angkot adalah musuh gw. Bayangin, gw hampir celaka tiap gw naek sepeda dan di depan gw itu angkot Cengkareng-Kamal ini. Mulai dari penumpang yang buka pintu mendadak sampe sopirnya yg rem mendadak
Begitulah curhatan gw tentang Cengkareng-Kamal, gw takut ada sopirnya yg baca tulisan gw ini. Keselamatan adalah hal yg utama

*btw, ga enak ya jadi bendahara kelas, serem digentayangin mulu sama duit

Comments

Popular posts from this blog

Katakan pada Dunia, Inilah Resolusi 2019-ku!

Seperti biasanya, setiap tahun baru di kepala saya banyak muncul keinginan yang ingin dicapai. Agak bingung juga kenapa harus sampai di momen pergantian tahun keinginan itu menggebu untuk tercapai. Mungkin lebih tepat dikatakan bila momen pergantian tahun sebagai momen untuk membuat daftar keinginan. Menata lagi mana yang penting untuk ditunaikan. Tidak masalah sepertinya. Lebih baik seperti ini ketimbang bingung harus apa. Setidaknya dengan adanya tujuan, arah gerak saya menjadi lebih teratur. Menjelang pergantian tahun saya sudah melihat beberapa teman membuat daftar harapannya. Ada yang benar-benar mempublikasikannya di media sosial. Keren. Semua orang bisa lihat itu. Dari situ, bisa jadi orang-orang yang melihat tulisannya ikut berperan untuk membantu orang itu mewujudkannya. Berbeda dengan saya. Kali ini, untuk daftar-daftar semacamnya biar menjadi rahasia saya (sebenarnya belum dibuat versi rapi dan tersusunnya juga, sih). Namun, bukan berarti keinginan itu menjadi satu hal ya...

Kumpul-kumpul Lucu Bareng Blogger Jabodetabek

Pertemuan yang kuimpikan, kini jadi kenyataan. Kira-kira begitulah lirik lagu yang cocok dengan isi post ini. Ehm, tapi kok jadi dangdut begini? Tanggal 11 Desember 2016 gue ikut kopdar blogger kedua dalam hidup. Tempatnya di Taman Ismail Marzuki. Satu hal yang mengganggu pikiran gue adalah: di mana itu Taman Ismail Marzuki. yang bikin: instagram.com/tigabumi Tiga hari sebelum kopdar gue sempat nyari informasi rute ke Taman Ismail Marzuki. Karena gue pengguna Transjakarta sejati, dengan usaha keras gue cari di halaman pertama Google. Hingga akhirnya bertemu sebuah blog yang mencerahkan kegundahan. Di sana disebutkan bahwa dari halte Kalideres naik bus ke arah Harmoni. Lalu nyambung naik ke arah Blok M, turun di Bank Indonesia. Kemudian di Bank Indonesia ngasih lamaran kerja jalan sebentar sampai perempatan, naik kopaja 502. Yok, semoga ngangkat. Semoga penjelasan tadi bisa masuk page one. Muehehe. Kali aja ada yang nggak tahu jalan kayak gue. Udah gue jelasin, nih. Huh...

Ngeblog Dapat Buku? Kuy!

Gue mulai rajin beli buku sejak kelas 9 SMP. Dengan kondisi keuangan yang cukup saat itu, gue mulai beli novel. Sampai sekarang, novel yang gue punya di lemari jumlahnya sekitar dua puluhan. Masih sedikit, sih. Tapi gue merasa udah banyak banget untuk kapasitas lemari yang nggak terlalu besar di rumah. Daripada terlalu lama bertahan di lemari gue, alangkah baiknya buku-buku itu gue berikan ke orang lain yang ingin membacanya, yang dekat hubungannya dengan blog ini, yaitu pembaca blog robbyharyanto.com . (Basa-basinya gini doang, kok. Maklum, gue amatir dalam membuat giveaway. Baru pertama kali.) Jadi, gue mengajak kamu yang baca postingan ini, terutama yang sering mampir ke blog robbyharyanto.com, buat ikutan giveaway yang sedang gue adakan. Hadiahnya adalah buku koleksi gue. Jangan salah, walaupun bukunya bekas, gue punya kebiasaan baik merawat buku, kok. Buku gue kebanyakan disampul. Jadi, nggak terlalu jelek-jelek amatlah. Paling warna kertasnya aja yang sedikit menguning, ka...