Skip to main content

Cerita Angkot Carry bagian 2

Ini adalah bagian ke-2 dari Cerita Angkot Carry. Yang belum baca bagian-1, bisa liat disini
Hari ini adalah bukan hari gua. Karena hari ini adalah hari Kamis hehehe. Seperti pagi biasanya, gua berangkat sekolah naik angkot. Bedanya, gua berangkat 15 menit lebih cepat. Yeaayyy!. Kemajuan diri dalam bidang bangun pagi. Karena biasanya gua bangun jam 4.30 dan bangun hanya untuk nyalain lampu atau mencabut charger hp. Kali ini gua bangun 5.00 dan langsung mandi. Ga pake acara mager.

Sepert pagi biasanya, gua makan pagi sambil nonton Spongebob. Yeah, tontonan favorit saat pagi selain Mamah dan A'a. #SaveSpongebob.

Seperti pagi biasanya, gua berangkat sekolah dengan menunggangi angkot (ada yang aneh?). Semua berjalan lancar. Tapi, gua punya firasat yang ga enak. Bener aja, setelah angkot jalan sekitar 100 meter, si angkot mengalami ban kempes. *jedaaarrrr* terdengar suara gemuruh, kilat bersambaran, dan becak berterbangan. *ngaco*. Oke si supir angkot juga merasakan rasa yang sama dengan firasat gua. Dan akhirnya, gua dan supir angkot saling jatuh cinta, menikah, dan punya anak bernama karburator, kampas rem, dan oli samping. Khayalan tingkat tinggi.

Langsung aja si supir memesan angin sama tukang angin (yaiyalah, masa ke tukang toprak). Mobil kembali jalan dengan lancar. Kelancaran itu ga sampe 500 meter kemudian. Mobil harus berhenti dan seluruh penumpang nungguin mobilnya di servis. Sekitaran 3 menit, akhirnya semua penumpang turun dan gua juga. Penumpang yang seluruhnya anak sekolahan dan mereka sekolah ditempat yang sama, yaitu SMKN 42. Dan anak 42 ini berencana buat naik Bus Sekolah yang ga jauh dari tempat mobil berhenti.
nonstop-online.com


Akhirnya, mereka semua lari berebutan naik Bus Sekolah dan gua berencana ngikut. Kebetulan Bus Sekolah lewat sekolah gua. Secara gitu kan, bus sekolah itu kan gretong alias gratis. Lumayan bisa mencegah pengeluaran berlebih. Tapi sialnya, bus sekolah pagi itu penuh. Dan..... gagal deh buat naik bus sekolah. Kata asisten supir bus sekolah (ini gua gatau apa namanya), bakal ada bus lagi di belakang. Tunggu aja.Mungkin kata anak 42 yang tadinya sama gua di angkot dan duluin masuk bus sekolah bilang gini "HAHA, kasian lo. Gimana mau dapet pacar kalo berebutan bus aja kalah cepet". Tau aja kalo gua jomblo *nyanyi lagu jomblowati*. Oh iya, gua kan cowok!
Oke, gua tunggu. Sampe 10 menit ga dateng juga. Yaudah daripada gua telat ke sekolah, mending gua nunggu angkot aja.
Tuh kan, ujung-ujungnya naik angkot lagi. Niat mau cari alternatif lain, tetep ga bisa. Mungkin gua udah kecanduan angkot. Atau angkot adalah yang gua cari selama ini *nyanyi  lagu letto-lubangdihati*
Apakah itu kamu, apakah itu dia
Selama ini, kucari tanpa henti
Apakah itu cinta apakah itu cita
Yang mampu melengkapi lubang di dalam hati
Ngomong-ngomong soal lagu tersebut, lagunya enak banget didenger. Walau udah dari 2009 tetep aja jadi lagu favorit gua. Karena emang pas lagi boomingnya, lagu ini pernah dijadiin lagu WE (winning eleven) PS2. Makanya gua tau lagu ini hihihi.
Soal angkot lagi. Angkot udah jadi a part of my life.  Tak terpisahkan deh pokonya. Apapun supirnya, angkot carry kendaraannya. Udah jadi identitas buat gua banget.
Buat kalian yang ga suka macet-macetan di jalan, mending naik angkot. Tapi tetep jaga keamanan juga.


Mau tipsnya? Simak post selanjutnya. OKE???!!!







Comments

  1. Ah cemen lo. Kaya gw dong, naek ninja. Ninja Hattori

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tadinya gua pengen naek karpet tebang sih, tapi karpetnya lagi di laundry :(

      Delete
  2. ditunggu kunjungan balik gan
    http://ladangkreatif.blogspot.com/2014/11/zalora-online-shop.html

    ReplyDelete
  3. waw keren kunjungi juga
    http://haniearasy2424.blogspot.com/

    ReplyDelete
  4. Wah sekolah gua disebut (lah terus?)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh lu sekolah di 42, berarti gak satu sekolah sama Mike tyson dong

      Delete

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca. Mari berbagi bersama di kolom komentar.

Popular posts from this blog

Kumpul-kumpul Lucu Bareng Blogger Jabodetabek

Pertemuan yang kuimpikan, kini jadi kenyataan. Kira-kira begitulah lirik lagu yang cocok dengan isi post ini. Ehm, tapi kok jadi dangdut begini? Tanggal 11 Desember 2016 gue ikut kopdar blogger kedua dalam hidup. Tempatnya di Taman Ismail Marzuki. Satu hal yang mengganggu pikiran gue adalah: di mana itu Taman Ismail Marzuki. yang bikin: instagram.com/tigabumi Tiga hari sebelum kopdar gue sempat nyari informasi rute ke Taman Ismail Marzuki. Karena gue pengguna Transjakarta sejati, dengan usaha keras gue cari di halaman pertama Google. Hingga akhirnya bertemu sebuah blog yang mencerahkan kegundahan. Di sana disebutkan bahwa dari halte Kalideres naik bus ke arah Harmoni. Lalu nyambung naik ke arah Blok M, turun di Bank Indonesia. Kemudian di Bank Indonesia ngasih lamaran kerja jalan sebentar sampai perempatan, naik kopaja 502. Yok, semoga ngangkat. Semoga penjelasan tadi bisa masuk page one. Muehehe. Kali aja ada yang nggak tahu jalan kayak gue. Udah gue jelasin, nih. Huh...

Katakan pada Dunia, Inilah Resolusi 2019-ku!

Seperti biasanya, setiap tahun baru di kepala saya banyak muncul keinginan yang ingin dicapai. Agak bingung juga kenapa harus sampai di momen pergantian tahun keinginan itu menggebu untuk tercapai. Mungkin lebih tepat dikatakan bila momen pergantian tahun sebagai momen untuk membuat daftar keinginan. Menata lagi mana yang penting untuk ditunaikan. Tidak masalah sepertinya. Lebih baik seperti ini ketimbang bingung harus apa. Setidaknya dengan adanya tujuan, arah gerak saya menjadi lebih teratur. Menjelang pergantian tahun saya sudah melihat beberapa teman membuat daftar harapannya. Ada yang benar-benar mempublikasikannya di media sosial. Keren. Semua orang bisa lihat itu. Dari situ, bisa jadi orang-orang yang melihat tulisannya ikut berperan untuk membantu orang itu mewujudkannya. Berbeda dengan saya. Kali ini, untuk daftar-daftar semacamnya biar menjadi rahasia saya (sebenarnya belum dibuat versi rapi dan tersusunnya juga, sih). Namun, bukan berarti keinginan itu menjadi satu hal ya...

Kebiasaan Buruk Pengunjung Gramedia

Gue merasa ada perubahan dalam diri mengenai minat membaca buku. Walaupun gue cuma baca buku jenis tertentu (pastinya menghindari buku pelajaran), tapi setidaknya ada peningkatan dalam minat baca buku. Dulu, gue nggak tahan baca novel selama 20 menit. Sekarang, gue bisa 30 menit baca novel. 10 menit buat baca, sisanya gue ketiduran. Peningkatan itu ditandai dengan seringnya gue ke Gramedia. Setiap pulang les, tepatnya hari Minggu (saat kelas 10) atau Sabtu (saat kelas 11), gue sering ke Gramedia buat beli atau sekedar liat-liat buku baru. Baca juga: Ngomongin Buku: What I Talk About When I Talk About Running - Haruki Murakami Buku yang Menghangatkan Rumah   Pokoknya, Gramedia tempat ngabisin waktu paling seru~ (Gue nggak tau ini Gramed mana. Sumber: Google) Karena seringnya gue ke Gramedia, gue jadi tau kebiasaan pengunjung Gramedia. Mungkin nggak cuma di Gramedia, tapi di toko buku lainnya juga hampir mirip kebiasaannya. Berikut adalah kebiasaan buruk yang gue amati...