Skip to main content

Kepada Orang yang Remedial

Kalau dihitung sejak awal masuk SMA, entah berapa kali gue mengalami remedial. Artinya, gue sering mengalami kesakitan karena nilai ujian nggak tuntas. Itulah sebabnya, gue jadi terbiasa dengan kesakitan ini. Namun, teman-teman gue terlalu pusing ketika remedial. Andai mereka tau, gue pun sama sakitnya dengan mereka. Tapi gue berusaha mencari hikmah di dalamnya. Karena, gue sudah terbiasa remedial. Padahal, gue mau banget tuntas ujian semua mata pelajaran.

Untuk kalian yang sering, atau minimal pernah remedial, duduklah bersamaku di sini.

***

Kepada orang yang remedial,
kuatkanlah dirimu
dari segala celaan
entah dari guru, lawan, maupun temanmu berikan.

Kepada orang yang remedial,
meratapi nilai yang tak tuntas hanya akan mengiris perasaan
semua keyakinan, tiba-tiba sirna begitu melihat nilai yang ada.
Tak puas, tak terima. Namun begitu nyatanya.

Kepada orang yang remedial,
biasakanlah dirimu
menghadapi sulitnya proses.
Proses yang nantinya membuatmu lebih dewasa dalam menyikapi nilai ujian.

Kepada orang yang remedial,
jadikan nilaimu sebagai cermin
atas segala proses belajar yang telah dilalui
apakah kamu sudah menguasai, atau belum samasekali

Kepada orang yang remedial,
lihatlah dirimu, betapa tidak beruntungnya
padahal kau belajar hingga larut malam
sampai kantung mata mulai menghitam

Kepada orang yang remedial,
tetaplah yakin pada dirimu sendiri
jangan menilai kau tak akan mampu lagi
menghadapi rimba sekolah yang keras

Kepada orang yang remedial,
jangan putus asa, sesungguhnya nilaimu akan tuntas di rapor.

*ditulis ketika meratapi nilai UTS Kimia dan Bahasa Inggris yang kacau abis.

Comments

  1. Jikalau sekolah tak mendapat remedial, maka masa sekolahmu kurang lengkap X)

    ReplyDelete
  2. Sebagai mantan Panitia remedi aku terharu. ;')

    ReplyDelete
  3. Hahahaha Robby. Trenyuh nih. Jaman aku masih sekolah trus sering kenal remidi, nggak pernah kepikiran buat puisi beginian. Galau anak sekolah jaman sekarang bukan cuma karena cinta ditolak aja ya :'D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe, ini karena nggak nemuin galau karena cinta jadinya galau karena remedial

      Delete
  4. Kalo gue nggak mau duduk bersama dan membaca sajak ini sambil berdiri gimana rob. Maksudnya posisi tubuh yg berdiri, bukan berdiri yg ada dipikiran ica.

    Apakah kita masih disebut kawaan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tenang, kita saling follow di Twitter. Itu cukup. :)

      Delete

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca. Mari berbagi bersama di kolom komentar.

Popular posts from this blog

Katakan pada Dunia, Inilah Resolusi 2019-ku!

Seperti biasanya, setiap tahun baru di kepala saya banyak muncul keinginan yang ingin dicapai. Agak bingung juga kenapa harus sampai di momen pergantian tahun keinginan itu menggebu untuk tercapai. Mungkin lebih tepat dikatakan bila momen pergantian tahun sebagai momen untuk membuat daftar keinginan. Menata lagi mana yang penting untuk ditunaikan. Tidak masalah sepertinya. Lebih baik seperti ini ketimbang bingung harus apa. Setidaknya dengan adanya tujuan, arah gerak saya menjadi lebih teratur. Menjelang pergantian tahun saya sudah melihat beberapa teman membuat daftar harapannya. Ada yang benar-benar mempublikasikannya di media sosial. Keren. Semua orang bisa lihat itu. Dari situ, bisa jadi orang-orang yang melihat tulisannya ikut berperan untuk membantu orang itu mewujudkannya. Berbeda dengan saya. Kali ini, untuk daftar-daftar semacamnya biar menjadi rahasia saya (sebenarnya belum dibuat versi rapi dan tersusunnya juga, sih). Namun, bukan berarti keinginan itu menjadi satu hal ya...

Kumpul-kumpul Lucu Bareng Blogger Jabodetabek

Pertemuan yang kuimpikan, kini jadi kenyataan. Kira-kira begitulah lirik lagu yang cocok dengan isi post ini. Ehm, tapi kok jadi dangdut begini? Tanggal 11 Desember 2016 gue ikut kopdar blogger kedua dalam hidup. Tempatnya di Taman Ismail Marzuki. Satu hal yang mengganggu pikiran gue adalah: di mana itu Taman Ismail Marzuki. yang bikin: instagram.com/tigabumi Tiga hari sebelum kopdar gue sempat nyari informasi rute ke Taman Ismail Marzuki. Karena gue pengguna Transjakarta sejati, dengan usaha keras gue cari di halaman pertama Google. Hingga akhirnya bertemu sebuah blog yang mencerahkan kegundahan. Di sana disebutkan bahwa dari halte Kalideres naik bus ke arah Harmoni. Lalu nyambung naik ke arah Blok M, turun di Bank Indonesia. Kemudian di Bank Indonesia ngasih lamaran kerja jalan sebentar sampai perempatan, naik kopaja 502. Yok, semoga ngangkat. Semoga penjelasan tadi bisa masuk page one. Muehehe. Kali aja ada yang nggak tahu jalan kayak gue. Udah gue jelasin, nih. Huh...

Ngeblog Dapat Buku? Kuy!

Gue mulai rajin beli buku sejak kelas 9 SMP. Dengan kondisi keuangan yang cukup saat itu, gue mulai beli novel. Sampai sekarang, novel yang gue punya di lemari jumlahnya sekitar dua puluhan. Masih sedikit, sih. Tapi gue merasa udah banyak banget untuk kapasitas lemari yang nggak terlalu besar di rumah. Daripada terlalu lama bertahan di lemari gue, alangkah baiknya buku-buku itu gue berikan ke orang lain yang ingin membacanya, yang dekat hubungannya dengan blog ini, yaitu pembaca blog robbyharyanto.com . (Basa-basinya gini doang, kok. Maklum, gue amatir dalam membuat giveaway. Baru pertama kali.) Jadi, gue mengajak kamu yang baca postingan ini, terutama yang sering mampir ke blog robbyharyanto.com, buat ikutan giveaway yang sedang gue adakan. Hadiahnya adalah buku koleksi gue. Jangan salah, walaupun bukunya bekas, gue punya kebiasaan baik merawat buku, kok. Buku gue kebanyakan disampul. Jadi, nggak terlalu jelek-jelek amatlah. Paling warna kertasnya aja yang sedikit menguning, ka...