Skip to main content

Kenyataan Jadi Mimpi

Menceritakan mimpi bisa menjadi topik obrolan ringan yang menyenangkan. Mimpi di sini yang gue maksud adalah mimpi bagian dari tidur. Meskipun bila kata mimpi diartikan sama dengan impian, tetap masih sama menyenangkan untuk jadi bahan obrolan.

Beberapa kali gue menceritakan mimpi kepada mama gue. Saat merasa harus menceritakan itu, gue harus tahan mengingatnya sampai ketemu momen tepat buat ngobrol dengan Mama, nyeritain mimpi sekaligus curcol. Kita semua tahu, seorang ibu nggak selalu punya waktu luang hanya untuk dengerin curhatan anaknya. Ada kalanya beliau mengerjakan pekerjaannya. Rasanya nggak pas bila gue curhat saat Mama mencuci piring. Kalau mimpi gue mulai dianggap ngelantur, muka gue dikasih abu gosok.

Sumber: pixabay.com


Kayaknya nggak cuma gue yang suka nyeritain mimpi sendiri. Orang-orang yang dekat dengan gue juga sering cerita. Dan seringnya, mimpi yang kita ceritain itu mimpi yang serem, aneh, dan basah. Mimpi disiram air cucian piring, misalnya.

Menceritakan mimpi juga sering dilakukan para pejuang long distance relationship. Si cowok bilang ke ceweknya di sebuah percakapan telepon, “Sayang, aku semalam mimpi ketemu kamu.”

Ceweknya, dengan penuh rasa gembira dan antusias, bilang, “Ih, masa, sih? Kata orang, kalau mimpi kayak gitu artinya kita bakal cepet ketemu atau jadi kenyataan, tau! Hihihi.”

“Oh iya, hehehe. Tapi,” ada hening sesaat, “aku mimpiin kamu lagi diarak keliling desa.”

“Amit-amit, amit-amit.”

***

Di postingan kali ini gue mau ceritain mimpi yang berdasarkan kisah nyata.

Sebuah kutipan motivasi mengatakan “wujudkan mimpi menjadi kenyataan”. Dari kalimat tersebut, pada beberapa tidur yang lalu, gue malah mengalami kebalikannya. Rata-rata isinya betulan pernah terjadi. Kalaupun ada yang melenceng tetap bisa dan mungkin saja terjadi.

Kalau boleh menafsirkan mimpi sendiri, gue menyimpulkan bahwa mimpi-mimpi gue berasal dari apa yang sering gue temui dalam kehidupan nyata. Gue mendapatkan kesimpulan tersebut setelah mengamati pola dari tiga mimpi gue.



Mimpi diajar kepala sekolah

Mimpi ini ada di antara dua dimensi: masa lalu dan masa yang entah-kapan-kejadiannya.

Pada usia 10, gue pernah mimpi main satu tim dengan Ronaldinho. Gue memakai kostum Barcelona, dia juga. Gue merasa keren, walaupun gue bukan pendukung Barcelona.

Beberapa hari yang lalu, gue mimpi sedang berada di sebuah kelas. Gue seorang diri duduk di barisan depan, menyimak pelajaran yang disampaikan seorang ibu guru. Ibu guru menuliskan rantai karbon di papan tulis saat menjelaskan materi Kimia Organik. Dia berbalik badan dan bertanya ke gue, “Sampai sini sudah paham?”

Ternyata dia kepala sekolah gue.

Waktu itu memang gue lagi getol belajar Kimia. Entah karena terlalu sering atau bagaimana, bisa-bisanya momen kayak begini terbawa ke mimpi. Gue pernah baca sebuah artikel yang menyatakan, tekanan bisa berpengaruh ke mimpi. Kondisinya memang gue sedang menghadapi Ujian Nasional. Tetapi, gue merasa nggak tertekan oleh apa pun. Apalagi pelajaran Kimia, yang menjadi mata pelajaran UN pilihan gue, adalah pelajaran yang, bagi gue, nggak ngebosenin.

Kedua mimpi di atas, menurut gue, termasuk yang sulit terjadi dalam kehidupan nyata. Mimpi main bareng Ronaldinho itu sulit terwujud, kecuali gue punya uang banyak terus ngajak dia main futsal bareng. Tapi bermimpi diajar kepala sekolah lebih dekat dengan kenyataan. Mengingat banyak juga kepala sekolah yang merangkap jadi guru.


Mimpi baca buku

Pernah atau sering ngerasain mimpi yang kentang (kena tanggung)? Lagi seru-serunya ngejalanin mimpi, eh, malah kebangun. Ibaratnya kayak lagi ngejalanin misi di game Grand Theft Auto, tiba-tiba waktu nyewa PS udah abis. Persis kayak gitu rasanya.

Gara-gara tulisannya Kresnoadi yang ini, gue juga jadi ingat mimpi sejenis itu.

Mimpi yang gue alami adalah mimpi baca buku. Pada dasarnya sama seperti mimpi yang disebut di atas. Bedanya adalah pada media yang berupa buku. Hanya ada sebuah halaman kertas putih. Dalam pandangan gue hanya ada tulisan seabrek penuh. Mata gue menyapu ke setiap baris, mulai dari atas hingga ke bawah. Seperti membaca buku sungguhan, setiap kali mendapati bagian cerita yang menarik kita akan terus membalik halaman, terus-menerus. Sialnya, di mimpi itu nggak bisa. Sampai di kata terakhir gue malah terbangun. Tidur lagi berharap bisa melanjutkan cerita, tapi nggak bisa. 



Seharusnya, kalau gue bisa mengendalikan mimpi, menjelang kalimat terakhir gue meningkatkan kecepatan membaca, kemudian membalik halaman dengan cepat sebelum terbangun. Lalu menikmati halaman demi halaman selanjutnya.

Omong-omong, apa sih istilah yang cocok buat mimpi kayak gitu? Mimpi kentang? Mimpi yang kena tanggung. Bolehlah, ya.


Yang paling kacau,

Mimpi anggota grup chat ada yang keluar.
Mimpi ini benar-benar nggak penting. Kalau mimpi boleh disesali, gue nyesel mimpiin hal itu. Ngapain juga ada orang mau keluar grup dimimpiin? Heran.

Udah gitu, yang ada di mimpi gue benar-benar sering terjadi di grup chat manapun. Isinya begini:

“Gue izin keluar ya.”

Ada yang balas, “Jangaaaan.” Gue nggak ingat huruf A-nya ada berapa. Pokoknya lebih dari dua.

Permintaan izin itu nggak banyak yang gubris. Sedangkan gue, karena kebiasaan jadi silent reader grup, cuma bisa mantau. Dia jadi nggak jelas dengan nada ngancam, “GUE KELUAR GRUP, NIH!”

Seolah terperintah oleh ancaman itu, gue terbangun. Alhamdulillah. Kalau gue masih ngelanjutin mimpi bisa-bisa gue dijapri, “Tolong kick gue, elah!”

***

Mimpi dengan sudut pandang orang pertama pelaku sampingan juga pernah gue alami. Agak ribet kedengarannya. Mimpi itu isinya gue sedang mengamati orang lain. Bisa jadi, saking seringnya gue diam mengamati dunia sekitar, sampai-sampai hal kayak gini juga terbawa di alam mimpi. Lucunya, orang yang gue amati dalam mimpi adalah diri gue sendiri, yang entah kenapa jadi lebih brutal.

Misalnya, orang yang gue amati itu—gue sendiri—sedang melakukan perbuatan kejahatan, berduaan dengan cewek di tempat gelap, dan sebagainya. Gue cuma diem ngelihat “sosok gue” yang kotor itu. Gue kayak dikasih gambaran, kalau seandainya gue menjadi berengsek, rusak, dan madesu, maka begitulah jadinya.

***

Pernah punya mimpi yang sumbernya dari kenyataan? Ceritain dong!

Comments

  1. Rob, itu mimpi lengkap bener sampe hafal semuanya. Hehe :D

    Awalnya ngira blog post ini bakalan ngebahas tentang lo mimpi trus diwujudin di real world, eh kebalikan.y ternyata, sama kaya nama blognya ya, tulisannya dibalik biar enggaj sama dengan blogger lain. Well, overall, good personal stories, gue baca sampe abis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, setiap abis mimpi dikit-dikit dicatet. Eh, kekumpul jadi tulisan. Btw, makasih udah baca sampe abis. Uhuy!

      Delete
  2. Aku pernah banget tuh mimpi lagi seru2nya malah kebangun..he
    Untuk melanjutkannya lagi gak semudah seperti melanjutkan game gitu,, karena belum tentu tidur lagi mimpi yang sama :)

    Ini keren, bisa diceritakan detail. Aku kalau udah mimpi itu, pengen ada rasa di ceritain, tapi kalau udah kemana dulu, eh lupa.. Makannya kalau penting banget, aku bangun tidur ambil buku terus catet intinya.hehe

    Aku sempat merasakan gitu, apa yang dilakukan waktu itu rasanya baru kemarin aku alami dalam mimpi. Tapi itu gak sering jg sih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, Mas. Untung-untungan kalo ngelanjutin mimpi lagi. :))

      Nah, asiknya cepet-cepet nyatet begitu. Kadang jadi inget lagi. Hehehe.

      Delete
  3. Kok kocak sih kak😂😂😂😂

    ReplyDelete
  4. Lagi enak tidur mimpi seru terus kebangun dan ngelanjutin mimpi. Aku mah sering gitu.

    Bener juga sih, banyak kepala sekolah merangkap jadi guru. Mau UN dulu juga aku mimpi belajar mulu. Semacam kepikiran apa gimana gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, banyak juga yang kepikiran sebelum UN. Emang serem sih kalau dibayangin lagi. :(

      Delete
  5. Kalau yang ngendaliin mimpi karena udah sadar itu mimpi pernah, sih. Iya, lucid dream gitu. Awalnya karena mimpi berantem sama orang (musuh zaman SMP gitulah dia), sebenernya ini sesuai kenyataan, karena pada masa itu gue emang sering di-bully. Kampretnya, di mimpi itu bully-nya gak lagi keplak pala, dorong sampe jatuh, de el el. Gue dihajar habis-habisan tuh. Mungkin itu semacam trauma masa lalu kali, ya. Gak tau kenapa, gue sadar kalau itu mimpi. Tiba-tiba gue langsung kebangun. Pas tidur lagi, mimpinya langsung berlanjut. Bedanya gue udah bisa ngendaliin diri gue. Gue bales hajar orang itu. Muahahaha. Jahat ya bales dendam di mimpi. :(

    Pertanyaannya, kapan ya kira-kira adegan yang bikin mimpi basah itu bisa terjadi di dunia nyata? Emaap.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yah, kenapa pas bangun malah ribut lagi? Kalo gue, sih, pas bangun... gue curhat di blog. Lumayan. Nambah arsip.

      Itu pertanyaannya, ntar dulu ya. Tahan duls. Gue pun belum bisa jawab sekarang. Karena butuh 3 part untuk menjelaskan ini semua.

      Delete
  6. Kalau mimpi dalam mimpi pernah gak rob?

    gue pernah itu...
    dalam mimpi gue, gue sedang bermimpi...
    asli!

    gak bakalan gue lupain...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eeeeh, itu gimana ceritanya mimpi dalam mimpi? Kurang kerjaan amat. :'D

      Delete
  7. Faktor tertekan bisa sampe kebawa mimpi, persis, gue pernah, tapi gue gak ngerasa tertekan, kok bisa sampe terbawa mimpi gitu yah? Aneh..

    Btw, yg mimpi belajar di sekolah, gue pernah. Ngahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, itu pertanda disuruh sekolah lagi apa gimana neh?

      Delete
  8. paling asik mimpi terbalik. gimana tuh ya ?

    kayak gini. malem ini aku mimpi lagi mesra-mesraan sama si doi. eh, pas bangun dapet beberapa jam dari mimpi langsung di putusin. kan nyesek yak ?

    dan sialnya. aku belum pernah mimpi basah. Suer dah. gak pernah!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mimpi terbalik. Kayak judul sinetron ya. :D
      Eeeh, itu jangan dikasih tau dong.

      Delete
  9. kalo mimpi yang dari kenyataan itu biasanya karena emang terlalu dipikirin makanya sampe kebawa mimpi sih ya?

    pernah abis nonton inception, lalu mikir keras endingnya, eh malah jadi sering mimpi 2 atau 3 lapis gitu -__-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, bener. Tapi mimpinya bukan nyampe 3 part gitu kan?

      Delete
  10. Gua biasa mengendalikan mimpi rob. Gatau dah kenapa bisa. Kayak, dengan sadar gue bisa memutuskan jalur cerita mimpi gua itu mau kaya gimana.


    Hebat ya gua

    ReplyDelete
  11. Wuiiiih.... yang komen udah rame aja, ROb. Kemarin-kemarin mau komen, tapi malah langsung lari ke grup WA buat nyumpahin postingan ini. Trus cerita panjang soal mimpi aneh, entah itu bersumber dari kenyataan juga apa enggak. Untungnya aku nggak di-kick dari grup karena cerita panjang yang gak jelas pula. Huehehehe.

    Penasaran sama mimpi yang kedua. Kok serem ya. Jadi mikir kalau itu mirip-mirip sama mimpi ketindihan makhluk halus. Apa sih itu namanya auk. Miripnya ya nggak bisa melakukan apa yang kita inginkan. Pas ketindihan, gak bisa gerak. Kalau di mimpi kamu itu, gak bisa membalikkan halaman berikutnya. Serem :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huehehe, kan saya bukan adminnya. :p

      Sleep paralysis? Ah, iya bukan ya? Mirip-mirip ya jadinya. Padahal intinya sama-sama pengin gerak.

      Delete
  12. Aku dulu mimpi ketemu pacal, eh gak lama tuh pacal malah selingkuh, abis itu putus.

    Sakit :(

    ReplyDelete
  13. Ini senasib banget sama gue, ternayata di dunia ini yang sering bermimpi dari dunia nyata tidak hanya satu yak :(

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca. Mari berbagi bersama di kolom komentar.

Popular posts from this blog

Katakan pada Dunia, Inilah Resolusi 2019-ku!

Seperti biasanya, setiap tahun baru di kepala saya banyak muncul keinginan yang ingin dicapai. Agak bingung juga kenapa harus sampai di momen pergantian tahun keinginan itu menggebu untuk tercapai. Mungkin lebih tepat dikatakan bila momen pergantian tahun sebagai momen untuk membuat daftar keinginan. Menata lagi mana yang penting untuk ditunaikan. Tidak masalah sepertinya. Lebih baik seperti ini ketimbang bingung harus apa. Setidaknya dengan adanya tujuan, arah gerak saya menjadi lebih teratur. Menjelang pergantian tahun saya sudah melihat beberapa teman membuat daftar harapannya. Ada yang benar-benar mempublikasikannya di media sosial. Keren. Semua orang bisa lihat itu. Dari situ, bisa jadi orang-orang yang melihat tulisannya ikut berperan untuk membantu orang itu mewujudkannya. Berbeda dengan saya. Kali ini, untuk daftar-daftar semacamnya biar menjadi rahasia saya (sebenarnya belum dibuat versi rapi dan tersusunnya juga, sih). Namun, bukan berarti keinginan itu menjadi satu hal ya...

Kumpul-kumpul Lucu Bareng Blogger Jabodetabek

Pertemuan yang kuimpikan, kini jadi kenyataan. Kira-kira begitulah lirik lagu yang cocok dengan isi post ini. Ehm, tapi kok jadi dangdut begini? Tanggal 11 Desember 2016 gue ikut kopdar blogger kedua dalam hidup. Tempatnya di Taman Ismail Marzuki. Satu hal yang mengganggu pikiran gue adalah: di mana itu Taman Ismail Marzuki. yang bikin: instagram.com/tigabumi Tiga hari sebelum kopdar gue sempat nyari informasi rute ke Taman Ismail Marzuki. Karena gue pengguna Transjakarta sejati, dengan usaha keras gue cari di halaman pertama Google. Hingga akhirnya bertemu sebuah blog yang mencerahkan kegundahan. Di sana disebutkan bahwa dari halte Kalideres naik bus ke arah Harmoni. Lalu nyambung naik ke arah Blok M, turun di Bank Indonesia. Kemudian di Bank Indonesia ngasih lamaran kerja jalan sebentar sampai perempatan, naik kopaja 502. Yok, semoga ngangkat. Semoga penjelasan tadi bisa masuk page one. Muehehe. Kali aja ada yang nggak tahu jalan kayak gue. Udah gue jelasin, nih. Huh...

Ngeblog Dapat Buku? Kuy!

Gue mulai rajin beli buku sejak kelas 9 SMP. Dengan kondisi keuangan yang cukup saat itu, gue mulai beli novel. Sampai sekarang, novel yang gue punya di lemari jumlahnya sekitar dua puluhan. Masih sedikit, sih. Tapi gue merasa udah banyak banget untuk kapasitas lemari yang nggak terlalu besar di rumah. Daripada terlalu lama bertahan di lemari gue, alangkah baiknya buku-buku itu gue berikan ke orang lain yang ingin membacanya, yang dekat hubungannya dengan blog ini, yaitu pembaca blog robbyharyanto.com . (Basa-basinya gini doang, kok. Maklum, gue amatir dalam membuat giveaway. Baru pertama kali.) Jadi, gue mengajak kamu yang baca postingan ini, terutama yang sering mampir ke blog robbyharyanto.com, buat ikutan giveaway yang sedang gue adakan. Hadiahnya adalah buku koleksi gue. Jangan salah, walaupun bukunya bekas, gue punya kebiasaan baik merawat buku, kok. Buku gue kebanyakan disampul. Jadi, nggak terlalu jelek-jelek amatlah. Paling warna kertasnya aja yang sedikit menguning, ka...