Skip to main content

Bincang Malam dengan Anggota Tubuh

sumber: Pixabay

Kenapa ya, akhir-akhir ini mata jauh lebih peka daripada telinga?

Bukan karena saya tipe orang yang belajar dominan melalui visual, tapi entah kenapa mata seolah punya bahasanya sendiri dalam menghadapi sebuah peristiwa.

Misalnya, nggak jauh dari saya berdiri saat itu, ada orang yang sedang kesusahan dengan barang bawaannya. Jatuh berserakan tanpa dipedulikan sekitar. Dalam hal ini, mata tampaknya lebih cekatan untuk akhirnya menyampaikan sinyal ke otak untuk diteruskan ke kaki dan tangan; menjemput orang tersebut dan menolongnya. Ajaib. Dari mata turun ke hati. Apakah kejadian ini yang lebih layak dikatakan dengan ungkapan tersebut?

Bukan bermaksud membuat telinga cemburu, tetapi pada momen tertentu mata memang lebih cepat menyampaikan.

Namun, terkadang telinga bisa menjadi yang paling lembut dan sabar menangkap informasi tertentu.
Telinga akhirnya yang mampu menenangkan sahabat di kala berkeluh. Di kala mata malah tidak fokus entah ke mana, telinga sudah siap di kanan dan kiri untuk menampung resah saudara. Telinga mampu membawa pesan untuk mengetuk nurani.Bahkan sering pula telingalah yang akhirnya membuat mata menjadi menangis karena mendengar kisah haru lagi menggetarkan.

Dua anugerah ini yang siap membuat pribadi perlahan menjadi lebih baik. Keduanya berkolaborasi, menyampaikan pesan kebaikan kepada otak, dan mohon izinkanlah, tangan dan kaki selalu menjadi eksekutor karya kebaikan.


sumber gambar: https://pixabay.com/id/photos/kota-tempat-parkir-orang-pria-1487891/

Comments

  1. Lalu mulut, tepatnya lidah, kayaknya yang paling bahaya. Berapa kali bagian tubuh itu menyakiti orang lain?

    Membisu itu anugerah. -Banda Neira, Hujan di Mimpi.

    ReplyDelete
  2. Kemudian yang kita perlukan hanyalah kaki yang akan melangkah lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak, mata yang akan melihat lebih lama, leher yang akan lebih sering mendongak, tekad yang setebal baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras serta mulut yang selalu berdoa....

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca. Mari berbagi bersama di kolom komentar.

Popular posts from this blog

Katakan pada Dunia, Inilah Resolusi 2019-ku!

Seperti biasanya, setiap tahun baru di kepala saya banyak muncul keinginan yang ingin dicapai. Agak bingung juga kenapa harus sampai di momen pergantian tahun keinginan itu menggebu untuk tercapai. Mungkin lebih tepat dikatakan bila momen pergantian tahun sebagai momen untuk membuat daftar keinginan. Menata lagi mana yang penting untuk ditunaikan. Tidak masalah sepertinya. Lebih baik seperti ini ketimbang bingung harus apa. Setidaknya dengan adanya tujuan, arah gerak saya menjadi lebih teratur. Menjelang pergantian tahun saya sudah melihat beberapa teman membuat daftar harapannya. Ada yang benar-benar mempublikasikannya di media sosial. Keren. Semua orang bisa lihat itu. Dari situ, bisa jadi orang-orang yang melihat tulisannya ikut berperan untuk membantu orang itu mewujudkannya. Berbeda dengan saya. Kali ini, untuk daftar-daftar semacamnya biar menjadi rahasia saya (sebenarnya belum dibuat versi rapi dan tersusunnya juga, sih). Namun, bukan berarti keinginan itu menjadi satu hal ya...

Kumpul-kumpul Lucu Bareng Blogger Jabodetabek

Pertemuan yang kuimpikan, kini jadi kenyataan. Kira-kira begitulah lirik lagu yang cocok dengan isi post ini. Ehm, tapi kok jadi dangdut begini? Tanggal 11 Desember 2016 gue ikut kopdar blogger kedua dalam hidup. Tempatnya di Taman Ismail Marzuki. Satu hal yang mengganggu pikiran gue adalah: di mana itu Taman Ismail Marzuki. yang bikin: instagram.com/tigabumi Tiga hari sebelum kopdar gue sempat nyari informasi rute ke Taman Ismail Marzuki. Karena gue pengguna Transjakarta sejati, dengan usaha keras gue cari di halaman pertama Google. Hingga akhirnya bertemu sebuah blog yang mencerahkan kegundahan. Di sana disebutkan bahwa dari halte Kalideres naik bus ke arah Harmoni. Lalu nyambung naik ke arah Blok M, turun di Bank Indonesia. Kemudian di Bank Indonesia ngasih lamaran kerja jalan sebentar sampai perempatan, naik kopaja 502. Yok, semoga ngangkat. Semoga penjelasan tadi bisa masuk page one. Muehehe. Kali aja ada yang nggak tahu jalan kayak gue. Udah gue jelasin, nih. Huh...

Ngeblog Dapat Buku? Kuy!

Gue mulai rajin beli buku sejak kelas 9 SMP. Dengan kondisi keuangan yang cukup saat itu, gue mulai beli novel. Sampai sekarang, novel yang gue punya di lemari jumlahnya sekitar dua puluhan. Masih sedikit, sih. Tapi gue merasa udah banyak banget untuk kapasitas lemari yang nggak terlalu besar di rumah. Daripada terlalu lama bertahan di lemari gue, alangkah baiknya buku-buku itu gue berikan ke orang lain yang ingin membacanya, yang dekat hubungannya dengan blog ini, yaitu pembaca blog robbyharyanto.com . (Basa-basinya gini doang, kok. Maklum, gue amatir dalam membuat giveaway. Baru pertama kali.) Jadi, gue mengajak kamu yang baca postingan ini, terutama yang sering mampir ke blog robbyharyanto.com, buat ikutan giveaway yang sedang gue adakan. Hadiahnya adalah buku koleksi gue. Jangan salah, walaupun bukunya bekas, gue punya kebiasaan baik merawat buku, kok. Buku gue kebanyakan disampul. Jadi, nggak terlalu jelek-jelek amatlah. Paling warna kertasnya aja yang sedikit menguning, ka...