Skip to main content

Perihal Rasa Malas

Suatu ketika, ada seorang teman curhat tentang dirinya akhir-akhir ini. Dia bilang, dia lagi malas untuk melakukan apa pun setelah libur. Padahal, hari itu adalah hari terakhir libur. Besok, mau nggak mau, suka nggak suka, dia harus balik lagi ke kampus. Balik lagi dengan rutinitas ngejar Transjakarta.

Ini yang kadang saya kurang suka dari liburan. Ia merusak pola keteraturan yang biasa kita sebut rutinitas. Bisa dibandingkan aktivitas ketika aktif kuliah dengan liburan, akan sangat berbeda,  dan perbedaannya drastis.

Bangun pagi
Kuliah: Abis sholat, beres-beres, berangkaaat!
Libur: Abis sholat, beres-beres, rebahan dulu ah. Bangun jam 11.

Ngerinya lagi, kadang kita belum bisa mengubah kebiasaan saat libur ketika sudah mulai masuk kuliah. Istilahnya belum back on the track (artinya: pungung di lintasan). Sering saya lihat teman-teman saya pasca libur jadi telat masuk kuliah pagi. Saya kadang begitu semasa sekolah. Jangankan libur lebaran atau libur semester, ketemu hari Minggu pun begitu juga.

Karena saya pernah merasakan, saya melihat fenomena ini, menurut saya, diakibatkan oleh rasa malas. Mengenai rasa malas, saya khawatir, kalau terjadi secara terus-menerus, akan mengakibatkan seseorang seperti terkena “Suplex”.

Sebelumnya pasti banyak yang belum tau, apa itu suplex?

German Suplex, atau yang lebih dikenal dengan Suplex, adalah salah satu jenis jurus (moves) di Smackdown. Singkatnya dia termasuk gerakan membanting. Pertama, lawanmu akan memegang pinggangmu dari belakang. Pegangannya begitu erat. Lalu, dengan gerakan cepat, lawanmu akan membantingmu ke belakang.



Kalau diibaratkan, rasa malas itu seperti suplex.

Kalau kita lihat, korban yang sedang di-suplex akan terlihat seolah-olah seperti dipeluk. Korban itu akan merasa nyaman karena dipeluk lawannya. Sama seperti rasa malas. Ia akan memeluk orang-orang yang lemah dan nggak siap. Erat pelukannya, hingga korbannya nyaman nggak bergerak. Sampai ketika tiba waktunya, pelukan tadi akan membanting korbannya. Rasa malas juga akan menghancurkan orang-orang yang nggak siaga. Astagfirullahal’adzim.

Semoga kita selalu siap dan dihindari dari kelalaian dalam mengerjakan hal apa pun. Menyibukkan diri dari aktivitas kebaikan jauh lebih disarankan daripada bersantai-santai. Seperti nasihat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, “Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil (buruk)”

(Mohon maaf kalau analoginya nyerempet ke Smackdown. Gara-gara main di Android jadi keinget lagi sama game ini.)

Comments

  1. Memang libur, membuat seseorang tidak teratur, jurus yg q lakukan biasanya membuat aktifitas liburan misalnya pagi gunakan untuk joging, biar tidak tidur :) hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya hal-hal di atas cuma jadi rencana sebelum libur bagi saya. Hehehe. Alhamdulillah sekarang mulai ngejalanin.

      Delete
  2. Malas itu kan kata sifat. Menurut saya kalau emang dari sananya orang itu pemalas, mau dia ditaruh di kondisi senyaman apa pun atau setidak nyaman bagaimana pun, kalau memang dia yang tidak mau beradaptasi ya tidak akan bisa. Masa libur seminggu doang bisa merusak rutinitas setahunan. :P

    ReplyDelete
  3. Sepertinya kalau sempat langsung aja kerjakan ya gan tugasnya, tanpa menunda-nunda

    ReplyDelete
  4. Bener juga sih malas itu berbahaya.

    Tapi adakalanya malas itu juga patut dipelihara loh, misalnya malas ngomongin orang, malas bohong, malas gibah, malas nunda nunda pekerjaan. Ada yang kayak gitu kagak ya?? Wkwkwkwk

    ReplyDelete
  5. Semoga kita selalu jadi orang yang malas untuk jadi malas. Karena sesungguhnya, manusia yang merugi adalah manusia yang membuang waktunya secara sia-sia

    ReplyDelete
  6. jadi ingat sendiri yang merasa males sekali dengan rutinitas kampus sekarang, pulang pergi kampus yang bahkan mengalahkan pns hingga hari minggu,

    ReplyDelete
  7. makasih kak informasinya...
    mampir ke blog ana juga yaa

    ReplyDelete
  8. Teori yang menarik nih, semoga saya juga gak males buat nulis di blog. Oh kalau mau baca fotografi boleh mampir juga ke blog saya di gariswarnafoto(dot)com

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca. Mari berbagi bersama di kolom komentar.

Popular posts from this blog

Katakan pada Dunia, Inilah Resolusi 2019-ku!

Seperti biasanya, setiap tahun baru di kepala saya banyak muncul keinginan yang ingin dicapai. Agak bingung juga kenapa harus sampai di momen pergantian tahun keinginan itu menggebu untuk tercapai. Mungkin lebih tepat dikatakan bila momen pergantian tahun sebagai momen untuk membuat daftar keinginan. Menata lagi mana yang penting untuk ditunaikan. Tidak masalah sepertinya. Lebih baik seperti ini ketimbang bingung harus apa. Setidaknya dengan adanya tujuan, arah gerak saya menjadi lebih teratur. Menjelang pergantian tahun saya sudah melihat beberapa teman membuat daftar harapannya. Ada yang benar-benar mempublikasikannya di media sosial. Keren. Semua orang bisa lihat itu. Dari situ, bisa jadi orang-orang yang melihat tulisannya ikut berperan untuk membantu orang itu mewujudkannya. Berbeda dengan saya. Kali ini, untuk daftar-daftar semacamnya biar menjadi rahasia saya (sebenarnya belum dibuat versi rapi dan tersusunnya juga, sih). Namun, bukan berarti keinginan itu menjadi satu hal ya...

Kumpul-kumpul Lucu Bareng Blogger Jabodetabek

Pertemuan yang kuimpikan, kini jadi kenyataan. Kira-kira begitulah lirik lagu yang cocok dengan isi post ini. Ehm, tapi kok jadi dangdut begini? Tanggal 11 Desember 2016 gue ikut kopdar blogger kedua dalam hidup. Tempatnya di Taman Ismail Marzuki. Satu hal yang mengganggu pikiran gue adalah: di mana itu Taman Ismail Marzuki. yang bikin: instagram.com/tigabumi Tiga hari sebelum kopdar gue sempat nyari informasi rute ke Taman Ismail Marzuki. Karena gue pengguna Transjakarta sejati, dengan usaha keras gue cari di halaman pertama Google. Hingga akhirnya bertemu sebuah blog yang mencerahkan kegundahan. Di sana disebutkan bahwa dari halte Kalideres naik bus ke arah Harmoni. Lalu nyambung naik ke arah Blok M, turun di Bank Indonesia. Kemudian di Bank Indonesia ngasih lamaran kerja jalan sebentar sampai perempatan, naik kopaja 502. Yok, semoga ngangkat. Semoga penjelasan tadi bisa masuk page one. Muehehe. Kali aja ada yang nggak tahu jalan kayak gue. Udah gue jelasin, nih. Huh...

Ngeblog Dapat Buku? Kuy!

Gue mulai rajin beli buku sejak kelas 9 SMP. Dengan kondisi keuangan yang cukup saat itu, gue mulai beli novel. Sampai sekarang, novel yang gue punya di lemari jumlahnya sekitar dua puluhan. Masih sedikit, sih. Tapi gue merasa udah banyak banget untuk kapasitas lemari yang nggak terlalu besar di rumah. Daripada terlalu lama bertahan di lemari gue, alangkah baiknya buku-buku itu gue berikan ke orang lain yang ingin membacanya, yang dekat hubungannya dengan blog ini, yaitu pembaca blog robbyharyanto.com . (Basa-basinya gini doang, kok. Maklum, gue amatir dalam membuat giveaway. Baru pertama kali.) Jadi, gue mengajak kamu yang baca postingan ini, terutama yang sering mampir ke blog robbyharyanto.com, buat ikutan giveaway yang sedang gue adakan. Hadiahnya adalah buku koleksi gue. Jangan salah, walaupun bukunya bekas, gue punya kebiasaan baik merawat buku, kok. Buku gue kebanyakan disampul. Jadi, nggak terlalu jelek-jelek amatlah. Paling warna kertasnya aja yang sedikit menguning, ka...